Cegah Anthrax, DKI Perketat Pengawasan Hewan Kurban

  • Budi Nahaba

Salah satu lokasi penampungan hewan kurban dikawasan Menteng Jakarta Pusat dalam menyambut Idul Adha.

Pekan ini, sekitar 750 petugas gabungan yang dikoordinir oleh pemerintah Provinsi DKI diturunkan ke sejumlah lokasi penjualan hewan kurban di ibukota.
Para petugas melakukan pemeriksaan hewan kurban yang diperjualbelikan guna memastikan semua hewan kurban yang akan disembelih benar-benar aman dan layak dikonsumsi oleh masyarakat.

Salah seorang pedagang hewan kurban Kirman Jaya (35) asal Jawa Tengah mengatakan di Jakarta, Jumat (19/10), hewan kurban yang diperjualbelikan terdiri dari sapi dan kambing.

Menurut Kirman, tahun ini ia lebih fokus menjual sapi yang didatangkan khusus dari Jawa Tengah. Sapi-sapi itu telah mengalami pemeriksaan dari daerah asalnya dan dinyatakan layak konsumsi.

Namun Kirman mengaku, sewa lokasi (lapak) penjualan hewan kurban di Jakarta cukup tinggi.

“Untuk seekor sapi yang laku terjual (dipotong) sewanya Rp 500.000 per ekor, alasannya lokasi tanah disini milik orang lain, tetapi berjualan sapi kurban disini cukup strategis,” kata Kirman.

Kirman mengatakan puncak penjualan hewan kurban di ibukota biasanya berlangsung dua pekan sebelum lebaran haji, atau sekitar awal bulan Oktober lalu. Kirman optimis penjulaan hewan kurban tahun ini cukup tinggi. Ia telah menjual puluhan ekor sapi, harga rata-rata per ekor Rp 10 juta hingga Rp 15 juta, sementara, kambing rata-rata, Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per ekor.

Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban diperkirakan jatuh tanggal 26 Oktober pekan depan.

Kepala Dinas Kelautan dan Peternakan DKI Jakarta, Ipih Ruyani mengatakan, para petugas Pemprov DKI yang melakukan pengawasan di lapangan mecapai 750 personil.

“Kami menurunkan 750 petugas ke seluruh wilayah DKI, kami bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor. Ada 300 mahasiswa bergabung dengan para petugas dinas pemprov DKI,” papar Ipih.

Menurut Ipih, petugas melakukan pemeriksaan hewan kurban di tempat-tempat penampungan sementara yang tersebar di lima wilayah ibu kota.

“Pemeriksaan dilakukan baik secara visual, termask mengambil beberapa sampel untuk meyakinkan bahwa hewan-hewan kurban yang akan disembelih memenuhi persyaratan-persyaratan, untuk mengantisipasi anthraks,” lanjut Ipih.

Ipih menambahkan, pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk menjamin hewan kurban yang dijual sudah memenuhi standar, baik kesehatan, maupun ciri-ciri fisik lainnya, sehingga hewan kurban harus benar-benar dipastikan sempurna dan sehat.

Para praktisi kesehatan hewan mengatakan, hewan yang terjangkit Anthrax bentuk akut pada sapi, kambing dan domba, gejala-gejalanya biasanya disertai demam, depresi, sopor, pernafasan susah, lemah, kejang dan penderita segera mati. Selama penyakit berlangsung, demamnya dapat mencapai 41,5 Celcius, produksi susu berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran.

Para petugas gabungan Pemprov DKI turut memeriksa kelengkapan administrasi seperti surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal hewan kurban. Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Bogor, merupakan daerah asal pemasok terbesar hewan kurban ke Jakarta.

Sementara itu wilayah Jakarta Timur, menjadi salah satu pusat penjualan hewan kurban terbesar di DKI, salah satunya berlokasi di Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramatjati.

Setiap tahun jumlah pasokan hewan kurban di DKI mengalami peningkatan cukup berarti. Tahun 2012 ini diprediksi, jumlah pasokan hewan kurban DKI meningkat mencapai lebih 20 ribu ekor sapi dan 70 ribu ekor kambing. Pemerintah provinsi DKI mencatat, pada 2011 khusus hewan kurban yang dipotong dan terjual di DKI selama Idul Adha mencapai 9.000 ekor sapi, 32 ribu kambing dan 3.000 domba.
Total jumlah hewan kurban seluruh Indonesia diprediksi tahun ini, mencapai 7 juta ekor, terdiri dari sapi, kerbau, kambing dan domba.

Media jaringan lokal di Jawa Barat melaporkan Jumat (19/10), para petugas pemerintah tengah bekerja keras di provinsi itu , dan menyatakan baik ternak besar maupun ternak kecil yang akan dikonsumsi untuk hewan kurban terbebas dari penyakit hewan yang dapat menjangkiti dan membahayakan manusia, seperti anthrax dan brucellosis.

Beberapa organisasi muslim di tanah air juga merencanakan akan mengirim ribuan kilo daging hewan kurban untuk rakyat Palestina, terutama warga muslim yang berada di kamp-kamp pengungsi dan penampungan di wilayah itu.

Pekan depan secara resmi pemerintah akan mengumumkan jatuhnya Hari Raya Idul Adha, namun dua organisasi muslim terbesar di tanah air, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha (10 Dzulhijjah 1433 H) jatuh pada tanggal 26 Oktober 2012.