Catatan FBI Ungkit Kembali Fokus pada Email-email Clinton

Hillary Clinton ketika masih menjabat sebagai Menlu AS tahun 2012, memeriksa ponselnya di sela pertemuan DK PBB (foto: dok).

Tim kampanye Hillary Clinton dan Donald Trump saling serang mengenai calon presiden mana yang bisa dipercaya warga Amerika.

Kampanye Clinton dan Trump saling serang mengenai calon presiden mana yang bisa dipercaya dua hari setelah FBI merilis catatan dari interogasinya bulan Juli lalu dengan Hillary Clinton mengenai penangannya terhadap email-email sebagai Menlu.

“17.448 email yang tidak diserahkan ke inspektur jenderal. Itu tambahan dari 33 ribu email yang sudah dihapus”, kata manajer kampanye Donald Trump Kelleyanne Conway, pada acara This Week jaringan televisi ABC.

“Hillary Clinton sulit diterima sebagai calon yang jujur dan dipercaya,” tambahnya.

“Catatan-catatan ini, yang diminta Hillary untuk dibuka kepada publik menunjukkan dengan jelas mengapa FBI tidak mengangap perlu melakukan tuduhan kriminal tambahan," bela pasangan Clinton, calon wakil Presiden Tim Kaine juga pada acara yang sama.

“Di sisi lainnya, ada calon presiden, Donald Trump yang tidak merilis laporan pajaknya kepada publik setelah berjanji akan melakukannya,” sindir Kaine.

FBI sudah mengumumkan tidak mendapati kesalahan kriminal, tapi catatan-catatan itu menekankan sejumlah kesimpulan yang menghantui Clinton selama berbulan-bulan.

Lebih dari 24 kali Clinton mengatakan tidak bisa mengingat rincian mengenai surat-menyurat elektroniknya sebagai Menlu. Selama menjabat ia menggunakan akun email pribadi untuk melakukan bisnis resmi. FBI hanya berhasil menemukan kembali sebagian data dari server pribadi yang sudah dibersihkan.

Menurut catatan-catatan FBI, Clinton mengatakan ia tidak mengetahui email-email yang diterimanya berisi informasi rahasia karena ia tidak tahu tanda “C” berarti rahasia.

Conway mengatakan “seorang mantan senator Amerika, mantan ibu negara dan tentunya Menlu yang menjabat harus mengetahui apa arti simbol “C”.

FBI mengatakan tidak yakin entitas asing tidak mendapat akses bahan-bahan rahasia yang dikirim atau diterima Clinton ketika menjabat sebagai Menlu pertama Presiden Barack Obama.

Tapi Kaine berpendapat fokus mengenai data sensitif yang jatuh ke tangan yang salah, sejauh ini adalah tindakan keterlaluan Trump yang secara terang-terangan menyatakan Rusia harus berusaha mencari email-email Clinton yang hilang.

FBI merilis catatan 58 halaman hari Jumat, dua hari setelah lawatan Donald Trump ke Meksiko diikuti pidato mengenai imigrasi yang memicu perdebatan di media dan mengundang kecaman tajam dari Pihak Demokrat.

Meskipun jajak-jajak pendapat terbaru menunjukkan Clinton unggul dari Trump secara nasional, selisihnya makin sedikit dan mayoritas warga Amerika tidak menyukai Clinton dan Trump. [my/al]