Bisnis, Teknik Jurusan Favorit Mahasiswa Asing di Amerika

  • Alex Villarreal

Sekelompok mahasiswa di sebuah kampus di AS. Mahasiswa asing cenderung memilih jurusan bisnis dan teknik.

Lulusan dari jurusan bisnis dan teknik Amerika dianggap memiliki peluang besar untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.

Perguruan tinggi-perguruan tinggi di Amerika mencatat peningkatan luar biasa pada jumlah mahasiswa asing yang belajar di jurusan bisnis dan teknik dalam beberapa tahun terakhir.

Data menunjukkan kedua jurusan tersebut menjadi favorit karena dilihat paling berpotensi mengantarkan mereka menuju pekerjaan yang baik setelah lulus.

Berdasarkan data terbaru Institute of International Education (IIE), sekitar 40 persen dari hampir 700.000 mahasiswa asing di Amerika tahun lalu mengambil jurusan bisnis, manajemen atau teknik. Bisnis menjadi jurusan terpopuler dalam laporan IIE selama 10 tahun terakhir, diikuti oleh teknik di urutan kedua.

Peggy Blumenthal, Kepala Pelaksana IIE mengatakan keberadaan mahasiswa dari Tiongkok dan India, dua negara yang banyak mengirim mahasiswanya ke Amerika, sangat mempengaruhi data yang ada.

“Pertumbuhan ekonomi India dan Tiongkok memicu ketersediaan lapangan kerja bagi lulusan Amerika dalam dua bidang itu,” kata Blumenthal. “Jadi mereka bisa dengan cepat mendapatkan pekerjaan, setelah lulus dari sekolah Amerika.”

Data IIE tentang rangking dan tren mahasiswa asing di AS.


Ketersediaan Kesempatan

Jinesh Shah, seorang manajer bisnis senior di Bank Capital One, menyadari betapa berharganya mendapat dari Amerika di jurusan bisnis atau teknik. Shah yang berasal dari India ini, datang ke Amerika sembilan tahun yang lalu untuk menempuh pendidikan S2 dalam bidang teknik industri di University of Florida.

"Sistem universitas negeri di Amerika jauh lebih maju daripada beberapa negara yang saya tahu, seperti India, Australia, dan Inggris," kata Shah. "Cara penelitian yang dilakukan di sini jauh lebih maju. Jadi dalam bidang-bidang seperti teknik, baik aerodynamic, IT, atau yang lainnya, penelitian benar-benar dilakukan di lapangan dengan sponsor dari perusahaan."

Menurut Shah, pengalaman penelitian yang didapat di Amerika inilah yang membedakan lulusan Amerika dengan yang lainnya ketika memasuki dunia kerja.

Daya tarik tersedianya kesempatan penelitian bagi mahasiswa asing, jelas terlihat ketika melihat universitas mana yang banyak menerima mahasiswa asing. Sembilan belas dari 25 universitas yang masuk dalam daftar Open Doors Report juga masuk dalam daftar universitas dengan penelitian terbaik dari The Center for Measuring University Performance tahun 2009.

University of Illinois-Urbana Champaign (UCIC) adalah salah satunya. Dengan hampir 7.300 mahasiswa asing tahun lalu, universitas ini menjadi universitas kedua dengan mahasiswa asing terbanyak di Amerika setelah University of Southern California, menurut data IIE.

Julie Misa, direktur International Student and Scholar Services di University of Illinois mengatakan penelitian menjadi salah satu alasan utama yang mendorong 40 persen mahasiswa asing di sini mengambil jurusan teknik.

Menurutnya, mahasiswa jurusan teknik di Amerika seringkali mendapat kesempatan untuk mempraktekkan ilmunya di "laboratorium mutakhir dengan tekhnologi canggih." Selain itu Misa berpendapat kesempatan yang ditawarkan dan rangking juga memainkan peranan penting dalam jurusan bisnis.

"Amerika sangat berperan dalam dunia bisnis internasional," ungkap Misa, "dan bahasa Inggris adalah bahasa yang sering dipakai dalam dunia bisnis, jadi sangat beralasan jika mahasiswa memilih kuliah (jurusan bisnis) di Amerika."

Popularitas jurusan bisnis bisa dibuktikan dengan fakta bahwa sekolah yang paling banyak mahasiswa asingnya biasanya juga memiliki jurusan bisnis yang bagus. U.S News & World Report menyebutkan 24 dari 25 perguruan tinggi dengan mahasiswa asing terbanyak, masuk ke dalam daftar 100 sekolah bisnis terbaik tahun 2010 di Amerika. Dua puluh tiga diantaranya masuk rangking 50 besar.

Pertimbangan Dana

Menurut Misa, masalah dana juga menjadi pertimbangan penting bagi mahasiswa untuk bersekolah di Amerika. Kondisi ekonomi negara asal dan keuangan keluarga merupakan faktor penting.

Shah mengatakan faktor dana menjadi salah satu alasan mengapa jumlah mahasiswa asing dalam bidang ilmu kesehatan terbilang rendah dan bahkan semakin menurun. Data Open Door tahun 2009-2010 menunjukkan jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan dalam bidang ilmu kesehatan turun hampir 8,5 persen. Jumlah mahasiswa dalam bidang ini sekitar 32.100 atau kurang dari lima persen dari total mahasiswa asing. Jumlah itu hanya seperempat dari jumlah mahasiswa jurusan teknik.

Istri Shah yang bekerja sebagai ahli terapi di Amerika dan juga berasal dari India, berpendapat dalam banyak kasus, memilih bidang ilmu kesehatan di Amerika tidak hanya mahal, tetapi juga lebih lama sekolahnya dibandingkan dengan negara lain.

"Jika mau dibandingkan antara mengambil sekolah dalam bidang ilmu kesehatan di Amerika atau di Asia, terutama dilihat dari beban pelajaran dan biayanya, menurut saya jelas sangat berbeda," ujar Shah. "Jika dilihat dengan analisa ongkos dan keuntungan (cost-benefit), apakah bersekolah dalam bidang ini di Amerika menguntungkan? Menurut saya, di bidang ilmu kesehatan pada umumnya cenderung sedikit mahasiswa asingnya, kecuali bidang-bidang yang sangat khusus, jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau untuk program fellowship."

Pallavi, istri Shah, yang mendapatkan gelar master (S2) dalam bidang terapi fisik di Scotlandia, setuju dengan pendapat suaminya. Ketika ditanya apa yang membuat mahasiswa asing tidak memilih belajar bidang kesehatan di Amerika, ia menjawab "Mahal biayanya." Menurut Pallawi, ia tahu banyak orang yang memilih bersekolah di negara lain, dan kemudian ke Amerika untuk praktek.

Blumenthal mengatakan, bidang ilmu kesehatan tidak memiliki dana yang mencukupi untuk membantu mahasiswa pascasarjana asing, tidak seperti bidang sains dan teknik.
Persyaratan yang ketat juga menjadi salah satu penyebab mahasiswa asing sulit menempuh pendidikan dalam bidang ini. Banyak fakultas kedokteran tidak menerima mahasiswa asing, dan yang menerima mahasiswa asing menerapkan persyaratan yang ketat, seperti menyetorkan uang sekolah untuk empat tahun penuh (sekitar 200.000 dolar) ke dalam rekening bank sebelum masuk sekolah.

Menurut Blumenthal, bidang ilmu-ilmu kesehatan juga tidak menawarkan sub-bidang sebanyak jurusan ilmu sosial atau ilmu alam.