Bersama Diaspora Membangun Jejaring untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

  • Petrus Riski

Tampilan layar kuliah daring di FEB UGM. (Foto courtesy: Rimawan P)

Dunia pendidikan Indonesia tidak luput dari dampak akibat pandemi COVID-19, yang mengubah metode belajar serta kualitas yang dihasilkan.Diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara dinilai dapat memainkan peran membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pasca pandemi.

Sektor pendidikan di Indonesia memasuki kebiasaan baru pasca diberlakukannya pembelajaran jarak jauh, akibat merebaknya virus corona di Indonesia pada Februari 2020 lalu. Salah satu di antaranya perguruan tinggi yang harus beradaptasi menggunakan perangkat teknologi dan internet dalam proses pembelajaran. Masa pandemi juga memaksa perguruan tinggi untuk mampu bersinergi membantu mengatasi pandemi, melalui riset dan inovasi karya yang dihasilkan, selain tetap menjalankan kegiatan pembelajaran.

Guru besar di Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang, Prof Dr. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, mengatakan teknologi komunikasi dan internet akan menjadi kunci utama berjalannya pendidikan di masa mendatang. Untuk itu diperlukan terobosan baru, kata Josaphat, yang memungkinkan bertemunya sumber daya manusia untuk saling belajar bersama secara terbuka, dapat diikuti oleh mahasiswa dan dosen dari dalam dan luar negeri, sehingga kolaborasi yang dijalankan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemajuan dunia secara luas. Melalui cara itu, pendidikan di Indonesia menurut Josaphat akan semakin maju dan berkembang di masa mendatang.

“Tujuan kita adalah world class university, dan kita harus memanfaatkan dan membuat wadah pendidikan virtual yang bisa nanti kontennya dipancarkan dari Indonesia, disiarkan, di-broadcast ke seluruh dunia. Dan perguruan tinggi kita tidak hanya berkutat untuk Indonesia saja, tetapi untuk kontribusi internasional,” jelasnya.

Foto Berbagai cara mahasiswa UGM mengikuti kuliah online. (Foto courtesy: Made Andi)

Dr. Muhammad Aziz, Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, serta Associate Professor, dari University of Tokyo, Jepang, melihat world class university sebagai sebuah kelaziman bagi perguruan tinggi yang ingin maju. Maka diperlukan pusat penelitian bersama dengan berbagai disiplin ilmu, sehingga pengetahuan yang dimiliki di tingkat perguruan tinggi dapat dikembangkan sesuai perkembangan terbaru di masyarakat.

“Jadi tidak hanya fokus kepada sesuatu yang basic, knowledge itu sendiri, tetapi harus ada sesuatu yang selalu updated. Nah untuk update ini maka yang dibutuhkan oleh kita sebagai faculty, atau kita sebagai dosen itu sendiri adalah bagaimana kita mencoba untuk mengupdate ilmu pengetahuan yang memang update knowledge,” jelas Muhammad Aziz.

Pendidikan Dasar Jadi Tulang Punggung Kemajuan Pendidikan

Selain pendidikan tinggi, pendidikan dasar juga memiliki peranan penting untuk kemajuan pendidikan di suatu negara. Peneliti di Universitas Jyvaskyla, Finlandia, yang juga penulis buku “Sistem Pendidikan di Finlandia,” Dr. Ratih D. Adiputri, menyebut penguatan kualitas guru serta jenjang pendidikan dasar menjadi suatu wajib dijalankan bila ingin sektor pendidikan di Indonesia maju. Penanaman nilai-nilai budi pekerti serta kebiasaan-kebiasaan baik kepada anak didik, menjadi hal penting yang harus dikuatkan di jenjang pendidikan dasar.

Your browser doesn’t support HTML5

Bersama Diaspora Membangun Jejaring untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

“Kalau kita belajar dari sistem pendidikan Finlandia, itu mereka memang LMS-nya, learning management system-nya sudah kuat ya, tapi mereka memperkuat ke bidang kualitas guru, dan juga fokus ke pendidikan dasar, Jadi membangun kebiasaan-kebiasaan baik untuk empati, sosial dan gotong royong ini, nampaknya lebih baik dipupuk di tingkat dasar sebenarnya,” jelas Dr. Ratih D. Adiputri.

Ratih menambahkan, peningkatan kapasitas serta kualitas pendidikan tidak hanya berdasarkan nilai kompensasi minimum, yang menitikberatkan pada literasi, matematika, dan sains. Menurut Ratih, muatan lokal atau kekhasan daerah di Indonesia harus mulai digali dan dikembangkan sebagai muatan pendidikan, agar generasi penerus tidak kehilangan akar budaya serta pemahamannya pada identitas bangsa.

Al Irhaska Firdaus mengikuti kuliah daring dari rumahnya di Lumajang, Jawa TImur. (Foto: Firdaus)

“Fokus juga ke pendidikan lokal. Jadi mereka di Finlandia ini mengapresiasi budaya dan mempunyai kurikulum daerah. Dan seperti kita tahu Indonesia kaya sekali, kita punya 700 lebih bahasa, kalau ini tidak dipelajari, sayang kan, takutnya hilang. Jadi walaupun kita punya kebijakan baru, AKM, assessment competity minimum, yang fokusnya ke literasi, ke matematika dan sains, tapi tolong juga kita perhatikan bahasa, musik-musik daerah, bahasa daerah,” kata Dr. Ratih D. Adiputri.

Diaspora Indonesia Didorong Bangun Jaringan

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Prof Dr. Nizam, mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan di dalam negeri, agar tidak tertinggal dari negara-negara maju lainnya. Meski mendorong semakin banyak perguruan tinggi di Indonesia menjadi universitas kelas dunia, Nizam tetap menekankan pentingnya ilmu yang dihasilkan perguruan tinggi, untuk membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat.

Seorang dosen dan para mahasiswa belajar di kelas virtual di Universitas Tsinghua, di tengah pandemi virus corona, di Beijing, China, 28 Februari 2020. (Foto: Reuters)

“Yang paling harus kita lakukan adalah meningkatkan mutu, sehingga pendidikan yang kita berikan kepada adik-adik mahasiswa itu tidak kalah dengan pendidikan yang diselenggarakan di negara-negara maju. Jadi, world class university atau peringkat itu adalah konsekuensi saja, dampak, bukan tujuan. Ini selalu kita tekankan, relevansi utama perguruan tinggi Indonesia adalah untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya. Riset-risetnya relevan dengan kebutuhan masyarakat, dengan kebutuhan pengentasan kemiskinan, meningkatkan hasil produk pertanian, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya,” kata Prof Dr. Nizam.

Nizam juga berharap, diaspora Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya para ilmuwan, dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, melalui penciptaan jejaring kerja sama, maupun peluang kerja, bagi generasi muda bangsa Indonesia.

“Ke depan ini kata kuncinya adalah gotong royong, jejaring, networking, harus kita bangun bersama. Dan saya sangat berharap teman-teman diaspora bisa menjadi bagian dari simpul-simpul, bagian dari jejaring untuk memajukan Indonesia kedepan yang kita cita-citakan bersama,” imbuhnya. [pr/em]