Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Asia Timur Tetap Kuat

Grafik perbandingan Gross Domestic Product (GDP) Tiongkok dan AS berdasarkan data Bank Dunia.

Laporan Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia Timur akan melamban ke 7,6 persen tahun ini, tidak termasuk Jepang.
Bank Dunia mengatakan pertumbuhan di negara-negara berkembang Asia-Timur tetap kuat, tetapi memperingatkan negara-negara itu perlu mengurangi ketergantungan mereka pada ekspor sementara perlambanan ekonomi dunia terus berlangsung.

Bank yang berbasis di Washington itu mengatakan dalam laporan dua kali setahun hari Rabu bahwa Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan akan melamban ke 7,6 persen tahun ini di negara-negara berkembang Asia Timur, yang tidak termasuk Jepang, turun dari 8,2 persen di tahun 2011.

Laporan tersebut mengatakan permintaan global kemungkinan akan tetap lemah karena ketidak-pastian krisis hutang Eropa dan pemulihan Amerika yang lamban. Uni Eropa, Amerika, dan Jepang merupakan tujuan 40 persen ekspor kawasan itu.

Sekalipun bank dunia mengatakan sebagian besar ekonomi Asia Timur dalam kedudukan baik untuk menangani goncangan lebih jauh dari luar, bank dunia mengatakan pemerintah negara-negara kawasan itu hendaknya berbuat lebih banyak untuk mengurangi ketergantungan mereka pada perdagangan dan mencari lebih banyak jalan untuk mendorong pertumbuhan dan permintaan dalam negeri.

Bank Dunia mengatakan kemiskinan terus turun di Asia Timur. Bank tersebut memperkirakan jumlah orang yang hidup dengan biaya kurang dari dua dolar sehari akan menurun 24 juta orang tahun ini. Tetapi, bank dunia menaksir bahwa kira-kira sepertiga dari kawasan itu masih hidup dalam kemiskinan.