Bandara Adisucipto Mulai Beroperasi Rabu Siang

  • Nurhadi Sucahyo

Para pekerja membersihkan abu vulkanik Gunung Kelud dari pesawat milik maskapai penerbangan Citilink di Bandara Adisucipto, Yogyakarta (14/2).

Setelah ditutup sejak hari Jumat karena hujan abu dari Gunung Kelud, Bandara Adisucipto di Yogyakarta akan mulai beroperasi kembali, Rabu siang (19/2).
Pembukaan kembali Bandara Adisucipto pada hari Rabu (19/2) direncanakan dilakukan pada mulai pukul 12.00 siang. Bandara ini mulai ditutup pada Jumat, 14 Februari 2014 setelah abu letusan Gunung Kelud menutup landasan dan membahayakan penerbangan.

Lebih dari 1300 personel TNI Angkatan Udara, Kepolisian dan petugas PT Angkasa Pura terlibat dalam upaya pembersihan ini sejak hari Sabtu lalu. Manager perusahaan penerbangan Sriwijaya Air di Bandara Adi Sucipto, Hanad Prayitno kepada VOA mengaku bersyukur bandara bisa segera dibuka. Perusahaan ini telah menunda puluhan jadwal penerbangan, dan membuat penumpang mereka berada dalam daftar tunggu yang panjang.

"Penumpang kita sudah menumpuk cukup banyak berhari-hari, jadi yang sudah reservasi untuk berangkat Rabu tetap kita berangkatkan. Karena bandara dibuka jam 12 siang, jadi jadwal pesawat yang seharusnya jam 10 kita tunda sesuai dengan jadwalnya bandara. Kita baru koordinasi dengan kantor pusat, kalau pusat setuju penerbangan tambahan, maka kemungkinan kami tambahkan."

Sekolah-sekolah di Yogyakarta pun mulai akan dibuka kembali Rabu pagi (19/2). Begitu hujan abu turun hari Jumat (14/2) yang lalu, Gubernur DIY telah mengeluarkan keputusan meliburkan seluruh sekolah dan diumumkan melalui radio. Begitu pula dengan jadwal masuk sekolah yang juga diputuskan oleh gubernur.

Emma Kurnia, guru di salah satu Sekolah Dasar di Yogyakarta menjelaskan selama dua hari yaitu Senin dan Selasa, seluruh guru dan karyawan bekerja bersama-sama membersihkan area sekolah. Meski begitu, masih banyak abu di sekitar lingkungan sekolah. Seluruh siswa diwajibkan memakai masker dan tidak diijinkan untuk bermain di luar ruang kelas.

"Kalau yang dari dinas, memang instruksi dari bupati dan juga gubernur untuk efektif masuk itu hari rabu, dan siswa harus membawa masker ke sekolah. Kita juga akan meminimalkan anak-anak berada di luar kelas, jadi anak-anak akan kita perbanyak kegiatannya di dalam kelas," kata Emma Kurnia.

Sementara itu, warga kota pun telah menyelesaikan kerja bakti massal pembersihan abu letusan Kelud. Salah satu ketua RT di Kampung Gendingan, Yogyakarta, Syafaruddin Murbawono menceritakan, dari satu RW, abu yang terkumpul mencapai lebih dari satu truk. Pemerintah Kota Yogya belum mengambil abu yang dikumpulkan dalam puluhan karung itu, karena truk-truk kebersihan yang ada harus melayani seluruh kota.

"Hari ini untuk wilayah RT dan RW sudah semuanya. Tapi memang masih ada debu yang tertinggal di rumah-rumah, dan itu menjadi tanggung jawab masing-masing pemilik rumah. Abunya kami sepakat untuk dikumpulkan di pinggir jalan, tetapi sejauh ini tidak diambil oleh bagian kebersihan kota, jadi kami kemarin membuang itu di tempat yang sudah kami sepakati," kata Syafaruddin Murbawono.

Secara umum, aktivitas masyarakat Yogya telah kembali seperti sebelum terjadi letusan. Meski begitu, banyak sekali warga mengeluhkan hujan yang tidak kunjung datang. Hujan hanya turun dalam volume kecil dan di kawasan tertentu, sehingga mayoritas kawasan masih berlapis abu.