Australia Tekan G7 Lakukan Reformasi Dagang untuk Kendalikan China

Perdana Menteri Australia Scott Morrison. (Foto: dok).

Negara-negara G7 harus merombak aturan perdagangan global untuk menghentikan negara-negara kuat menggunakan tekanan ekonomi untuk memajukan agenda mereka, kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Rabu (9/6), menjelang pertemuan para pemimpin kelompok itu di Inggris.

Ketika perang dagang Australia dengan mitra dagang terbesarnya, China, menunjukkan sedikit tanda-tanda akan mereda, Morrison mengatakan kepada Perth USAsia Center bahwa tatanan berbasis aturan global berada di bawah tekanan serius.

"Cara paling praktis untuk mengatasi tekanan ekonomi adalah pemulihan sistem penyelesaian sengketa yang mengikat yang ditetapkan Organisasi Perdagangan Dunia," katanya. Selama ini, katanya, tidak ada konsekuensi bagi pihak yang berperilaku menekan, sementara hanya ada sedikit insentif bagi mereka yang menahan diri.

BACA JUGA: Vaksin Virus Corona, Perubahan Iklim Dibahas dalam Pertemuan G7

Beijing telah memberlakukan sanksi-sanksi ekonomi yang keras terhadap berbagai produk Canberra dalam beberapa bulan terakhir. Sanksi-sanksi itu menekan beberapa sektor pertanian, batu bara, anggur, dan pariwisata Australia.

Banyak orang di Canberra percaya langkah-langkah itu merupakan hukuman bagi Australia karena menolak upaya Beijing memperluas pengaruhnya di Australia; menolak investasi China di daerah-daerah sensitif; dan secara terbuka menyerukan penyelidikan tentang asal-usul virus corona.

Komentar Morrison ini muncul menjelang KTT G7 di Cornwall, di bagian selatan Inggris, di mana Australia telah diundang sebagai negara tamu untuk berpartisipasi dalam pembicaraan "G7 Plus".

Ia berencana menggunakan acara tersebut sebagai kesempatan bekerja sama dengan negara-negara terkemuka untuk memodernisasi buku aturan Organisasi Perdagangan Dunia, menjelang konferensi tingkat menteri pada bulan November.

BACA JUGA: Boris Johnson Desak G7 Sepakati Perjanjian Soal Paspor COVID-19

Dengan perubahan iklim yang diperkirakan akan menjadi prioritas dalam agenda pertemuan langsung pertama G7 selama hampir dua tahun itu, Morrison juga tampaknya akan menolak tekanan internasional agar Australia berkomitmen untuk mewujudkan diri sebagai negara netral karbon menjelang 2050.

Australia, kata Morrison, ingin berhasil dan makmur dalam ekonomi global yang bergerak menuju netral karbon, tanpa membahayakan pekerjaan dan industri lokal.

"Ini tentang bagaimana cara terbaik Australia untuk memajukan kepentingan kita sebagai bagian dari dunia yang berurusan dengan perubahan iklim," katanya.

Australia adalah salah satu produsen batu bara dan gas alam terbesar di dunia, tetapi juga mengalami kekeringan ekstrem, banjir, dan kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir yang menurut para ilmuwan diperparah oleh perubahan iklim. [ab/uh]