AS Umumkan Sanksi Baru terhadap Rusia atas Tuduhan Kejahatan Perang

Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi baru Amerika terhadap Moskow, atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina.

Amerika mengumumkan sanksi baru terhadap Moskow hari Rabu (6/4), menyusul tuduhan-tuduhan bahwa pasukan Rusia di Ukraina membunuh warga sipil. Pengumuman itu muncul ketika NATO membahas pengiriman lebih banyak senjata berat untuk membantu pasukan Ukraina.

Sewaktu pasukan Ukraina maju ke utara Kyiv, mereka melihat pemandangan mengerikan, yaitu warga sipil yang tampaknya dibantai oleh pasukan Rusia. Moskow menyangkal bertanggung jawab, namun bukti dugaan kejahatan perang meningkat.

Gedung Putih mengutip kekejaman itu ketika menjelaskan paket sanksi baru hari Rabu dalam berkoordinasi dengan G-7 dan sekutu Eropa. Sanksi itu termasuk pemblokiran penuh terhadap dua bank terbesar Rusia, Sberbank dan Alfa Bank, serta perusahaan-perusahaan besar milik Rusia.

Larangan atas semua investasi baru di Rusia, dan kemampuan Rusia untuk melakukan pembayaran utang dengan dana yang berada di bawah yurisdiksi hukum AS.

Sanksi itu juga menarget dua putri Presiden Rusia Vladimir Putin, dan anggota keluarga pejabat Rusia lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, “Hanya dalam setahun, sanksi kami akan menghapus sukses yang dicapai Rusia dalam 15 tahun terakhir. Dan karena kami mencegah Rusia mengimpor teknologi seperti semikonduktor, keamanan enkripsi dan komponen penting teknologi kuantum yang mereka butuhkan untuk bersaing pada abad ke-21, kami akan melumpuhkan kemampuan Rusia untuk menumbuhkan ekonominya dalam tahun-tahun mendatang. ”

Your browser doesn’t support HTML5

Sanksi Baru dan Tambahan Bantuan Senjata Merespons Tuduhan Kejahatan Perang

Inggris juga mengenakan sanksi baru hari Rabu. Menlu Inggris Liz Truss mengatakan, “Melarang kapal-kapal Rusia dari pelabuhan kami, menutup lebih banyak bank Rusia; menghambat industri yang menghasilkan pendapatan untuk biaya perang bagi Putin, seperti emas.”

Uni Eropa mengungkapkan hari Rabu, pihaknya telah membayar 38 miliar dolar untuk membeli energi ke Rusia sejak awal perang, dibandingkan dengan memberi lebih dari satu miliar dolar dalam bantuan militer ke Ukraina. Bagi Ukraina, Eropa tidak bergerak cukup cepat, kata analis Liana Fix.

Rangkaian sanksi Barat muncul ketika para menteri luar negeri NATO memulai pertemuan dua hari di Brussels, Rabu. AS pekan ini mengumumkan tambahan $100 juta untuk bantuan militer bagi Ukraina, termasuk rudal anti-tank Javelin.

Menlu AS, Anthony Blinken mengatakan, "Kami melakukan tiga hal jika Rusia memutuskan untuk melakukan serangan mengerikan terhadap Ukraina. Pertama, mendukung mitra Ukraina. Kedua, memberi tekanan luar biasa pada Rusia. Kami akan melakukan itu. Ketiga, memastikan bahwa kami menopang pertahanan sekutu kami sendiri, NATO.”

"Dugaan kekejaman oleh pasukan Rusia dapat mengubah perhitungan NATO," ujar Liana Fix. [ps/jm]

Your browser doesn’t support HTML5

AS Umumkan Sanksi Baru terhadap Moskow