AS Uji Coba Vaksin Demam Berdarah pada Manusia

  • Jessica Berman

Menurut Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional menjelaskan mengenai uji coba vaksin demam berdarah (foto: dok).

Uji coba vaksin demam berdarah pada manusia baru saja selesai, dan senyawa eksperimental itu menjanjikan perlindungan dari penyakit yang ditularkan nyamuk dan menimpa jutaan orang di dunia.
Demam berdarah, yang disebarkan lewat gigitan nyamuk Aedes, disebabkan oleh empat virus yang berbeda namun berhubungan, sehingga menyulitkan pengembangan vaksin, demikian menurut Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional.
Ia memaparkan, "Masalah vaksin demam berdarah berbeda dengan virus lain di mana jika orang tertular oleh satu virus dan divaksinasi dengan satu vaksin orang terlindungi setelah sembuh. Sedangkan demam berdarah, karena ada empat jenis, perlu ada vaksin untuk melindungi orang dari keempatnya, karena jika orang hanya dilindungi dari satu atau dua jenis virus, orang masih rentan terhadap satu atau yang lain dari tiga atau empat virus."

Uji coba yang didanai pemerintah Amerika itu berskala kecil, melibatkan 112 pria dan wanita sehat berusia antara 18 sampai 50 tahun. Tujuannya adalah untuk melihat apakah vaksin percobaan, yang terbuat dari virus hidup tapi lemah itu, aman dan merangsang respon antibodi terhadap keempat jenis demam berdarah.

Tim peneliti di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, memformulasikan empat vaksin kombinasi yang berbeda, dan menguji vaksin secara terpisah pada masing-masing empat kelompok yang terdiri dari 20 peserta. Semua vaksin demam berdarah itu menghasilkan respon antibodi. Tapi satu senyawa eksperimental, yang disebut TV003, menimbulkan respon kebal terhadap empat virus demam berdarah pada 45 persen peserta. Sementara respon kebal terhadap tiga virus terlihat pada sekitar 90 persen peserta.

Menurut Fauci, vaksin kombinasi itu aman, hanya menghasilkan ruam samar-samar pada sekitar 60 persen peserta. "Saya cukup optimistis kita akan memiliki vaksin setelah satu periode. Tapi sekali lagi, ini adalah tahap sangat awal, baru percobaan Tahap Satu," ujarnya.

Vaksin percobaan untuk demam berdarah ini akan menjalani lebih banyak lagi pengujian keamanan dan efektivitas dalam percobaan Tahap 2 dan Tahap 3. Para peneliti ingin melihat seberapa baik respon kekebalan terhadap empat virus demam berdarah di Brazil dan Thailand, di mana penyakit yang ditularkan nyamuk itu endemik.

Antara 50 sampai 100 juta orang di negara-negara berkembang menderita demam berdarah setiap tahunnya. Para ahli mengatakan biaya produksi vaksin itu sebaiknya kurang dari satu dolar dollar per dosis, sehingga dapat dijangkau oleh negara-negara berkembang yang paling merasakan dampak penyakit tersebut.