AS Tingkatkan Upaya untuk Bantu Pengungsi Suriah

Pengungsi Suriah Abed Hadi,19, memberi keponakannya susu saat duduk bersama para migran lain di pinggir rel kereta, menunggu menyeberangi perbatasan dari Idomeni, Yunani utara, ke Makedonia selatan (1/9). (AP/Giannis Papanikos)

Jumlah pengungsi Suriah yang diizinkan masuk ke Amerika Serikat sejak dimulai krisis Suriah tahun 2011, diperkirakan akan mencapai sekitar 1.800 orang pada akhir Oktober.

Departemen Luar Negeri Amerika menyatakan negara itu telah meningkatkan upaya-upayanya untuk memproses pengungsi Suriah yang ingin memasuki Amerika Serikat.

Juru bicara Mark Toner mengatakan jumlah pengungsi Suriah yang diizinkan masuk ke Amerika Serikat sejak dimulai krisis Suriah tahun 2011, diperkirakan akan mencapai sekitar 1.800 orang pada akhir Oktober.

Ia mengatakan hal tersebut Kamis (3/9), setelah muncul foto-foto yang memperlihatkan jenazah pengungsi Suriah berusia tiga tahun yang tenggelam di lepas pantai Yunani. Ibu dan kakak bocah itu juga termasuk yang tewas setelah kapal mereka terbalik.

Toner mengatakan para pejabat “terguncang” oleh gambar-gambar memilukan yang muncul dari krisis di Eropa, yang sedang berupaya keras menangani salah satu aliran migran terbesar sejak Perang Dunia II.

Ia mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi Amerika dalam menerima masuk migran dari negara-negara sepereti Suriah adalah proses peninjauan, yang memerlukan waktu hingga 24 bulan.

“Banyak kelompok teroris yang beroperasi di kawasan itu,” ujar Toner. “Kita perlu memastikan bahwa pada dasarnya kita melindungi keamanan nasional Amerika Serikat.”

Ia mengatakan Amerika telah menambahkan sumber daya untuk pemeriksaan latar belakang itu. Menurutnya, Amerika telah memberikan lebih dari US$4 miliar bantuan kemanusiaan sejak dimulainya krisis Suriah.

Toner mengatakan, pada akhirnya yang diperlukan adalah penyelesaian politik bagi konflik di Suriah, yang mencakup mundurnya Presiden Bashar al-Assad dan dikalahkannya kelompok militan Negara Islam.

“Kita perlu menciptakan situasi di mana para pengungsi ini pada akhirnya dapat kembali ke tanah air mereka, tempat yang mereka inginkan,” ujarnya.