AS Sesalkan Kekerasan Pasukan Keamanan Tiongkok di Tibet

Wakil Menteri Luar Negeri AS urusan HAM, Maria Otero menyampaikan keprihatinan soal kekerasan di Tibet (foto: dok).

Amerika menyatakan keprihatinan tentang laporan bahwa pasukan keamanan Tiongkok menembaki pengunjuk rasa Tibet, menewaskan beberapa orang dan lainnya luka-luka.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa Wakil Menteri Luar Negeri Amerika urusan HAM, Maria Otero, mengatakan laporan kekerasan setelah pembakaran diri empat orang Tibet awal bulan ini, berarti seluruhnya 16 warga Tibet membakar diri mereka sejak bulan Maret 2011.

Otero menghimbau pemerintah Tiongkok untuk bersikap menahan diri dan mengulangi imbauan Amerika agar Tiongkok membuka dialog dengan Dalai Lama pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, atau wakil-wakilnya dalam menanggapi keluhan-keluhan orang Tibet.

Sebuah organisasi warga Tibet di pengasingan yang didanai Norwegia hari Selasa mengatakan lima orang tewas dalam bentrokan hari kedua berturut-turut antara warga Tibet dengan pasukan keamanan di Provinsi Sichuan di Tiongkok barat daya.

Radio Suara Tibet mengatakan kematian hari Selasa terjadi di salah satu pasar di kabupaten Seda, sekitar 40 kilometer dari lokasi bentrokan mematikan yang sama hari Senin di Luhuo.

Seorang warga Tibet di pengasingan hari Selasa yang berbicara kepada VOA Siaran Bahasa Tibet mengatakan beberapa saksi mata mengkonfirmasi dua diantara lima korban hari Selasa tewas. Kondisi tiga korban lainnya, yang juga terkena tembakan polisi, belum diketahui.

Selasa pagi, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan laporan saksi mata yang tersebar bahwa ada lebih 30 korban penembakan diantara ribuan demonstran di Tibet hari Senin di Luhuo itu, menurutnya "berlebihan”. Juru bicara Hong Lei mengakui bahwa satu orang tewas dalam bentrokan itu, namun mengatakan demonstrasi itu sendiri dilancarkan oleh "puluhan" dan bukan ribuan demonstran.