AS Kutuk Serangan di Gereja Perancis yang Diklaim ISIS

Polisi anti teror Perancis melakukan penggerebekan di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, pasca serangan atas sebuah gereja di sana, Selasa (26/7).

Pemerintah AS mengutuk sekeras-kerasnya serangan atas sebuah gereja di Normandy, Perancis yang menewaskan seorang Pastur di sana.

ISIS telah mengklaim bahwa dua “tentaranya” yang melakukan serangan di sebuah gereja Katholik di Normandi – Perancis, di mana mereka membunuh seorang pastur yang sebelumnya disandera dengan ancaman pisau.

Amerika mengutuk sekeras-kerasnya serangan “mengerikan” tersebut dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan sahabat Pastur Jacques Hamel, dan anggota paroki gereja Saint Etienne du Rouvray.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Ned Price mengatakan “Perancis dan Amerika memiliki komitmen bersama untuk melindungi kebebasan beribadah semua agama, dan kekerasan hari ini tidak akan menggoyahkan komitmen tersebut”.

Presiden Perancis Francois Hollande mengunjungi lokasi serangan yang terletak di sebelah utara kota Normandi dan mengatakan kedua penyerang telah menyatakan setia kepada ISIS sebelum ditembak mati polisi. “ISIS telah menyatakan perang terhadap kita. Kita harus berperang dengan segala cara, sementara tetap menghormati supremasi hukum”, tegas Hollande.

Beberapa petugas keamanan mengatakan kedua penyerang menggorok leher pastur berusia 84 tahun itu sebelum polisi datang. Hollande mengutuk pembunuhan itu sebagia “serangan teroris keji”.

Polisi mengatakan seorang lainnya yang disandera di gereja itu kini berada dalam kondisi “sekarat”. Ditambahkan, identitas kedua penyerang itu belum diketahui.

Paus Fransiskus mengutuk serangan terhadap gereja Katholik Roma itu. Melalui juru bicara Vatikan – Pastur Federico Lombardi – Sri Paus

mengatakan serangan itu sangat sulit dipahami ‘’karena kekerasan mengerikan ini terjadi di sebuah gereja, tempat suci dimana kasih Tuhan disampaikan’’. [em]