AS Cekal 76 Warga Saudi Terkait Pembunuhan Jurnalis Khashoggi

Mendiang jurnalis Jamal Khashoggi (kiri) dan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman

Badan-badan intelijen Amerika merilis laporan kepada Kongres pada Jumat (26/2) yang menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyetujui operasi pada 2018 di Istanbul, Turki “untuk menangkap atau membunuh” jurnalis Saudi dan penduduk Amerika, Jamal Khashoggi.

Pembunuhan dan mutilasi kolumnis Washington Post yang berusia 59 tahun, Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada tahun 2018 mengejutkan dunia. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Pada hari Jumat, badan-badan intelijen Amerika mengumumkan sebuah laporan ke Kongres. Laporan itu menilai bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, pewaris takhta, menyetujui pembunuhan tersebut. Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat Saudi yang terlibat langsung dalam pembunuhan itu dan mengumumkan pembatasan visa bagi siapapun yang menganiaya wartawan dan pembangkang di luar negeri atas nama pemerintah asing, dimulai dengan 76 orang Saudi. Pembatasan itu dinamakan “Khashoggi Ban.”

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan pentingnya pemerintah Biden mengumumkan laporan tersebut. “Ini bukan laporan baru, yang baru diterbitkan. Laporan ini sudah ada – kami hanya merilisnya.”

BACA JUGA: Intelijen AS: Putra Mahkota Saudi Setujui Pembunuhan Jurnalis Khashoggi 

Pemerintahan Trump mengabaikan upaya bipartisan berulang kali oleh Kongres untuk meminta Gedung Putih membuat keputusan mengenai semua orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan di luar hukum itu dan melaporkan kepada Kongres tentang sanksi apa saja yang hendak diberlakukan.

Dalam sebuah cuitan, pemerintah Saudi dengan keras menolak kesimpulan laporan tersebut, dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan “menjijikkan” itu telah dihukum. Delapan orang dinyatakan bersalah dalam sidang September lalu yang oleh para pengamat internasional disebut lelucon.

BACA JUGA: Biden Akan Umumkan Sikap Terkait Arab Saudi

Para pembela hak asasi manusia menyambut baik perilisan laporan tersebut tetapi mengatakan mereka ingin putra mahkota sendiri dimintai pertanggungjawabannya, seperti diungkapkan oleh Philippe Nassif dari Amnesty Internasional Amerika.

“Saya pikir itu mengirimkan sinyal penting dan besar. Saya pikir sinyal besar berikutnya, mungkin yang lebih penting, adalah bagaimana reaksi komunitas internasional. Saya kira sekarang kita perlu melihat, akankah Amerika Serikat menerapkan metode akuntabilitas yang lebih keras untuk pembunuhan Khashoggi?,” ujar Nassif.

Ditanya tentang pertanggungjawaban Putra Mahkota Saudi, Menlu Amerika Antony Blinken mengatakan hubungan AS dengan Arab Saudi lebih besar daripada satu orang. Dia mengatakan perilisan laporan tersebut menggarisbawahi apa yang terjadi dan dia berharap “Khashoggi Ban” yang baru akan melindungi jurnalis lain, pembangkang dan keluarga mereka sehingga Jamal Khashoggi tidak mati sia-sia. [lt/jm]

Your browser doesn’t support HTML5

AS Cekal 76 Warga Saudi Terkait Pembunuhan Jurnalis Khashoggi