12 Warga Sipil Afghanistan Tewas Kena Bom Pinggir Jalan

Seorang pria Afghanistan dan anak laki-lakinya ikut serta dalam aksi protes anti-Amerika di Kabul, Minggu (6/3).

Di antara 12 warga sipil yang tewas di provinsi Paktia, Afghanistan, Minggu, terdapat lima anak-anak dan dua orang perempuan.

Dua belas warga sipil Afghanistan tewas, Minggu, ketika mobil yang mereka tumpangi hancur kena bom pinggir jalan dekat perbatasan dengan Pakistan.

Di antara yang tewas di provinsi Paktia tersebut terdapat lima anak-anak dan dua orang perempuan. Presiden Afghanistan Hamid Karzai segera mengutuk serangan itu, dengan menyebutnya bertentangan dengan semua prinsip agama Islam. Kedutaan Amerika di Kabul juga mengecam pengeboman itu dan menyebutnya sebagai, "Tindakan teroris yang brutal, yang menunjukkan bahwa pemberontak tidak menghormati nyawa manusia.”

Tapi pada hari Minggu, terjadi demonstrasi anti-Amerika di Kabul. Ratusan orang berseru, “Matilah Amerika” sambil berpawai melewati jalan-jalan di tengah kota untuk memprotes pembunuhan warga sipil oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika.

Aksi protes terjadi lima hari setelah sembilan anak-anak Afghanistan tewas dalam serangan udara NATO di propinsi Kunar. Ujar NATO, anak-anak yang sedang mencari kayu tersebut dikira sebagai pasukan pemberontak.

Korban sipil yang disebabkan pasukan asing merupakan sumber ketegangan antara pemerintahan Karzai dan Komando Pasukan NATO di Afghanistan.

Karzai menyampaikan kepada Komandan Pasukan Internasional Jenderal David Petreaus, Minggu, bahwa jatuhnya korban sipil tidak bisa diterima dan permintaan maaf yang disampaikan Petreaus sedekah serangan udara yang terjadi pada hari Selasa sebagai tidak cukup.