Aliansi Global Luncurkan Kampanye Pencegahan Kanker Rahim

  • Joe de Capua

Dr. Seth Berkley, pemimpin Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI). Memperingati hari Kanker Sedunia, 4/2/2013, GAVI canangkan kampanye imunisasi untuk melindungi anak perempuan dari kanker rahim.

Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi mengumumkan kampanye imunisasi untuk melindungi 180 ribu anak perempuan di negara-negara berkembang dari kanker leher rahim.
Sebagian besar kanker leher rahim disebabkan oleh human papillomavirus, atau HPV tertentu yang ditularkan melalui hubungan seks. Dr. Seth Berkley, pemimpin Aliansi Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) mengatakan korbannya sangat banyak.

“Satu perempuan meninggal setiap dua menit akibat kanker leher rahim. Ini lebih banyak daripada jumlah perempuan yang meninggal karena melahirkan. Angka perkiraan sekarang adalah 275.000 perempuan meninggal karena kanker ini setiap tahun - 85 persen di negara berkembang. Angka ini terus naik. Tanpa intervensi, menjelang 2030 diperkirakan akan ada 430.000 kematian per tahun akibat kanker ini,” papar Dr. Berkley.

Dr. Berkley selanjutnya mengungkapkan beberapa mitos tentang kanker.

“Salah satu hal yang menarik, tentu saja, adalah bahwa kanker dianggap penyakit tidak menular dan tentu saja ini tidak benar. Meskipun kanker adalah penyakit yang memang kadang-kadang disebabkan oleh kelainan genetik dan kelainan lainnya, persentase lebih besar kanker sebenarnya menular. Hal lain adalah kita berpikir tentang kanker sebagai penyakit dunia maju padahal sebenarnya kanker banyak di negara berkembang,” ungkap Dr. Berkley.

Sudah banyak vaksin lain yang diberikan kepada bayi atau anak-anak. Vaksin HPV diberikan kepada anak perempuan antara usia sembilan dan 13 tahun. Vaksin ini hanya efektif sebelum seseorang tertular virus tersebut.

Jika infeksi terjadi, virus itu dapat menyebabkan perubahan mikroskopis pada tingkat sel. Tes Pap atau Papsmear dapat mendeteksi perubahan tersebut. Namun, tes yang memeriksa sampel sel dari leher rahim itu, mungkin tidak tersedia bagi kebanyakan perempuan di negara berkembang.

“Akhirnya kanker kemudian tumbuh dan kanker itu akan menyebar. Ketika kanker tumbuh Anda mulai mengalami gejala seperti pendarahan. Dan pada akhirnya, sesudah menyebar, Anda merasa sakit karena mulai mempengaruhi organ tubuh lainnya. Pada saat Anda merasakan gejala umum, biasanya kanker sudah menyebar dan sulit untuk ditangani dengan pembedahan,” lanjut Dr. Berkley.

Aliansi itu telah memilih delapan negara berkembang untuk memulai program vaksin HPV: Ghana, Kenya, Madagascar, Malawi, Niger, Sierra Leone dan Tanzania di kawasan sub-Sahara Afrika serta Laos in Asia. Seperti diungkapkan Dr. Berkley, dalam putaran pertama ini, 180.000 perempuan akan divaksinasi. Mula-mula di Kenya, Ghana dan Sierra Leone.

Vaksin ini akan diberikan sebagai bagian dari program sekolah. Tapi Berkley mengatakan upaya harus dilakukan untuk mencapai anak perempuan yang tidak bersekolah. Ia mengatakan, “Sebelum tahun 2015, kami berencana mendukung lebih dari 20 negara untuk memvaksinasi sekitar satu juta anak perempuan melalui program vaksin HPV ini. Dan kemudian pada tahun 2020 kita berbicara mengenai sekitar 30 juta anak perempuan di lebih dari 40 negara dengan dukungan GAVI.”

Aliansi GAVI adalah kemitraan pemerintah dan swasta dengan tujuan menyediakan akses imunisasi yang lebih besar di negara berkembang.