Aksi Unjuk Rasa Seluruh Dunia Warnai Peringatan Satu Tahun Bencana Jepang

Aksi unjuk rasa anti-nuklir merebak di hampir seluruh kota-kota di dunia mewarnai peringatan setahun bencana alam gempa bumi dan tsunami Jepang, termasuk di Taiwan (11/3).

Puluhan ribu orang pengunjuk rasa anti-nuklir berkumpul di kota-kota seluruh dunia hari Minggu untuk memperingati genap satu tahun gempa-bumi dan tsunami Jepang.

Gempa dan Tsunami Jepang setahun lalu, mengakibatkan lebih dari 22 ribu orang tewas atau hilang, dan menimbulkan salah satu krisis nuklir paling buruk dalam sejarah.

Jepang mengheningkan cipta bersama pukul 2 lewat 46 menit sore waktu setempat, tepat saat terjadinya gempa-bumi berkekuatan 9 skala Richter di lepas pantai timur-laut Jepang tanggal 11 Maret tahun 2011, dan menimbulkan tsunami yang menghancurkan pembangkit listrik nuklir Fukushima Da-ichi, yang menyebabkan tiga reaktor meleleh.

Upacara-upacara dan peringatan tertutup diadakan di sekitar zona bencana itu di pantai timur laut dan pada tingkat nasional di Tokyo. Upacara, yang dihadiri kaisar dan ratu Jepang itu, disiarkan secara nasional.

Sekitar 50 orang pemrotes anti-nuklir berkumpul hari Minggu di depan kantor pusat Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo, yang menjalankan pembangkit yang lumpuh itu di Fukushima. Mereka meneriakkan semboyan yang menuntut semua pembangkit nuklir ditutup dan perusahaan listrik terbesar di negara itu dipecah.

Demonstran di Perancis membentuk rantai manusia sepanjang lebih dari 200 kilometer sebagai bagian dari demonstrasi anti-nuklir.

Ribuan orang di Jerman menghadiri upacara berjaga dan pawai protes untuk mengenang para korban bencana Jepang itu dan menuntut pengakhiran penggunaan energi atom.

Di Australia, ratusan pemrotes anti-nuklir berkumpul di seluruh negara itu dan mengadakan upacara mengheningkan cipta. Pawai di Syney diadakan dekat kantor pusat dua perusahaan raksasa pertambangan sedunia, BHP Billiton dan Rio Tinto. Rapat umum itu juga bagian dari hari nasional tindakan untuk mengakhiri penambangan urnaium di Australia.