Aksi Demonstrasi Tuntut Proses Hukum terhadap Gubernur DKI Berakhir Ricuh

  • Fathiyah Wardah

Jutaan umat Islam melakukan aksi unjuk rasa menuntut Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama segera diproses hukum. (VOA/Fathiyah Wardah).

Aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta yang menuntut Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum atas kasus dugaan penistaan agama Islam, berakhir ricuh Jumat (4/11) malam.

Unjuk rasa besar-besaran pada hari Jumat (4/11) berakhir ricuh. Bentrokanantara aparat keamanan dan demonstran tak terelakkan ketika massa menolak membubarkan diri, bahkan merangsek maju meski sudah dilarang oleh koordinator demonstrasi Habib Rizieq Syihab. Sejumlah orang luka-luka akibat terkena gas air mata.

Sehabis bentrokan, massa mundur ke arah depan kantor Indosat membakar kantong-kantong plastik berisi sampah di sekitaran Monas. Massa kemudian melanjutkan aksi demostrasi di depan Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta sebelum akhirnya memasuki gedung itu sesuai "undangan" pimpinan DPR/MPR agar mereka bisa beristirahat.

Sejak Jumat siang, massa dari berbagai daerah dan beragam organisasi serta pengajian memenuhi seluruh kawasan Monumen Nasional hingga ke kawasan Bundaran Hotel Indonesia.

Menurut Habib Rizieq hal ini menunjukkan unjuk rasa itu bukan pesanan atau kepentingan politik menjelang pemilihan Gubernur Jakarta yang akan digelar Februari tahun depan.

"Saya yakin kalau bukan karena agama dan kitab suci kita disentil, saya yakin tidak akan sebanyak ini gerakan kita. Ada yang mengatakan gerakan kita politik, ada yang mengatakan gerakan kita bughat. Demi Allah, gerakan kita untuk menuntut keadilan terhadap si penista agama," tegas Rizieq.

Suasana menjelang pemilihan gubernur Jakarta memanas setelah Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diduga menistakan Al-Quran. Para pengunjuk rasa marah karena menilai polisi tidak serius mengusut kasus dugaan penistaan agama dilakukan Ahok.

Demonstrasi di depan istana presiden awalnya berlangsung tertib. Selain orasi oleh Habib Rizieq, tampak hadir Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah, Rachmawati Soekarnoputeri, dan musisi Ahmad Dhani, juga ada tausiyah dari sejumlah ulama. Setelah pembacaan ayat-ayat Al-Quran oleh Syekh Ali Jabir, acara dilanjutkan zikir dipimpin ustad Arifin Ilham.

Rizieq tadinya memerintahkan para demonstran menginap di depan istana setelah hasil pertemuan antara perwakilandemonstran dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menghasilkan keputusan yang diharapkan.

Meskipun Jusuf Kalla, menurut Habib Rizieq menjanjikan kasus Ahok bisa diusut dalam dua pekan. Menurut rencana setelah menginap di depan Istana, para demonstran akan ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat mendesak digelarnya sidang istimewa untuk melengserkan Presiden Joko Widodo.

"Andaikata Presiden tidak memenuhi untutan kita, siap menginap di sini? Siap. Siap bermalam di sini? Siap."

"Kalau sampai besok pagi tetap masih ngotot, siap duduki DPR? Siap gelar sidang istimewa? Jadi tunjukkan kita walaupun jutaan orang, kita tetap tidak anarkis," tambah Rizieq.

Aksi demostrasi besar-besaran menuntut Gubernur Basuki Tjahaja Purnama diproses hukum atas kasus dugaan penistaan agama Islam berakhir ricuh di depan Istana Negara Jakarta, Jumat malam (4/11). (VOA/Fathiyah Wardah)

Namun, rencana berubah total setelah bentrokan meletus. Demonstran langsung menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat.

Juru bicara Mabes Polri Kombes Rikwanto menilai kelompok yang melakukan tindakan anarkis di depan Istana Negara Jakarta memang merupakan kelompok yang memiliki tujuan yang berbeda dengan aksi damai yang dilakukan sejumlah ormas Islam.

"Kelihatan di lapangan banyak sekali masyarakat pengunjuk rasa merasa jengah dan juga malukenapa dari tadi pagi damai sampai sore tetapi ternodai oleh kelompok tertentu yang mempunyai niat beda," ujar Rikwanto.

Sedikitnya tujuh orang luka-luka dalam insiden bentrokan itu, termasuk tiga polisi dan empat warga. [fw/em]