Tautan-tautan Akses

Suatu Hari Facebook Akan Mampu Sediakan Akses Internet Global


Drone kelas konsumen diperagakan di sebuah toko di Virginia, 1 Juni 2017 (foto: Diaa Bekheet)
Drone kelas konsumen diperagakan di sebuah toko di Virginia, 1 Juni 2017 (foto: Diaa Bekheet)

Diam-diam pesawat nirawak bertenaga surya yang didukung Facebook diam-diam telah menyelesaikan uji penerbangan di Arizona setelah usaha sebelumnya berakhir dengan pendaratan darurat.

Pesawat nirawak bertenaga surya yang didukung Facebook yang suatu hari diharapkan dapat menyediakan akses internet di seluruh dunia, diam-diam telah menyelesaikan uji penerbangan di Arizona setelah usaha sebelumnya berakhir dengan pendaratan darurat.

Rencana jangka panjang pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, untuk pesawat nirawak yang disebut Aquila adalah untuk memungkinkannya dan pesawat nirawak lainnya menyediakan akses internet kepada 4 miliar orang di seluruh dunia yang saat ini tidak memiliki akses internet.

“Saat Aquila sudah siap, akan ada armada pesawat nirawak bertenaga surya yang akan menyediakan konektivitas internet di seluruh dunia,” tulisnya di Facebook.

Penerbangan kedua pesawat nirawak tersebut berhasil diselesaikan di Lahan Uji Coba di Yuma pada bulan Mei sebagaimana dilaporkan oleh The Yuma Sun.

Pesawat nirawak tersebut terbang dengan lebih banyak sensor, spoiler baru, dan sistem penghentian baling-baling untuk membantunya melakukan pendaratan yang lebih baik setelah pendaratan darurat di bulan Desember. Pesawat tersebut terbang selama 1 jam 46 menit pada ketinggian 910 meter.

Pesawat nirawak tersebut terbang dengan tim teknik yang menyaksikan siaran langsung dari helikopter yang membuntuti pesawat nirawak tersebut, ujar Martin Luis Gomez, direktur sarana aeronautika di Facebook.

Tim tersebut kagum dengan hasilnya, ujar Gomez.

“Perbaikan yang kami implementasikan berdasarkan perform Aquila selama uji terbang pertamanya membuat perbedaan yang signifikan pada penerbangan ini,” ujarnya.

Bobot pesawat nirawak itu sekitar 450 kilogram dan memiliki rentang sayap yang lebih panjang dari pesawat Boeing 747.

Pesawat nirawak itu sebagian besar diterbangkan dengan pilot otomatis, namun tetap ada awak di darat yang bertanggungjawab untuk manuver-manuver tertentu.

“Kami berhasil mengumpulkan banyak data untuk membantu kami mengoptimalisasikan efisiensi Aquila,” ujar Zuckerberg. “Tak seorangpun pernah membuat pesawat nirawak hang bisa terbang selama berbulan-bulan dalam suatu waktu, jadi kami harus menyetel semua rinciannya agar hasilnya sesuai dengan yang kami harapkan.” [ww]

XS
SM
MD
LG