Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin Negara di Samudra Hindia Desak Negara Kaya untuk Bantu Atasi Dampak Perubahan Iklim


Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih berbicara sesaat ia selesai dilantik sebagai presiden di Male, Maldives, pada 17 November 2018. Solih bersuara lantang dalam COP26 menyerukan negara kaya untuk memenuhi janji akan bantuan terhadap dampak perubahan iklim. (Foto: AP)
Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih berbicara sesaat ia selesai dilantik sebagai presiden di Male, Maldives, pada 17 November 2018. Solih bersuara lantang dalam COP26 menyerukan negara kaya untuk memenuhi janji akan bantuan terhadap dampak perubahan iklim. (Foto: AP)

Para pemimpin negara kepulauan di Samudra Hindia, pada Senin (1/11), mendesak negara-negara kaya untuk mendukung negara-negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth pada KTT COP26 di Glasgow, sebagaimana dilaporkan kantor berita AP, mengatakan naiknya permukaan air laut akan "menyebabkan kerusakan luar biasa dan menyebabkan perpindahan orang dalm jumlah yang besar."

Ia mengatakan "oleh karenanya tindakan nyata disertai dengan pendanaan yang memadai dan dapat diprediksi menjadi sangat penting."

Di lain pihak, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengatakan perubahan iklim "secara tidak proporsional berdampak pada negara-negara kepulauan yang sedang berkembang."

Sementara itu, Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih itu membuat pernyataan yang lebih berani dalam pertemuan tersebut dengan mengatakan ia "kecewa" atas kegagalan negara-negara kaya dalam memenuhi janji pendanaan yang dibuat sebagai bagian dari perjanjian Paris untuk mendukung negara-negara yang rentan.

"Apa yang diperlukan agar kami didengar?" tanya Solih.

"Pulau-pulau kami satu per satu perlahan-lahan terendam laut," ujarnya. Ia menambahkan "jika kita tidak membalikkan tren ini, Maladewa akan lenyap pada akhir abad ini." [my/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG