Tautan-tautan Akses

HKTI Harapkan Pemerintah Lindungi Petani dari Gempuran Produk Impor


Aksi turun ke jalan ribuan warga Solo mempromosikan makanan sehat (organik) produk lokal (16/10). Menurut Sekjen HKTI, petani lokal makin terdesak dengan membanjirnya produk impor.
Aksi turun ke jalan ribuan warga Solo mempromosikan makanan sehat (organik) produk lokal (16/10). Menurut Sekjen HKTI, petani lokal makin terdesak dengan membanjirnya produk impor.

Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rahmat Pambudi berharap pemerintah menyadari akan wewenangnya untuk mengatasi kegiatan ekspor impor, sehingga seharusnya mampu melindungi para petani dalam negeri.

Pemerintah harus segera berbuat sesuatu sebagai terobosan antipasi impor yang membuat produk dalam negeri semakin tersingkir. Hal tersebut disampaikan Sekjen Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Rahmat Pambudi dalam diskusi di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, tidak ada lagi pihak yang mampu menolong berbagai persoalan yang dialami para petani kecuali pemerintah termasuk yang diharapkan mampu membendung semakin derasnya kegiatan impor hampir seluruh komoditas pangan masuk ke pasar Indonesia. Ia menambahkan meski Indonesia sudah masuk dalam sistem perdagangan bebas namun ia yakin pasti masih ada celah yang bisa disiasati pemerintah melalui kebijakan ekspor impor.

“Membuat pertama-tama kebijakan proteksi dan promosi kalau untuk petani dari hulu sampai hilir, jangan hanya dibebankan kepada kementerian pertanian saja karena kementerian-kementerian lain berpengaruh, menyangkut ekspor dan impor ini pertama-tama memang kita harus membenahi kemampuan pertanian kita dan yang unggul harus diunggulkan sehingga petani kita bisa menghasilkan produk yang baik, murah untuk konsumen tapi petaninya untung, banyak produk-produk impor kita yang secara kualitas tidak memenuhi syarat ya ditahan, kalau perlu dikembalikan,” ujar Rahmat Pambudi.

Ekky Awal Muharram, anggota Komisi VI DPR RI, komisi yang membidangi masalah industri dan perdagangan berpendapat, DPR juga tidak akan berhenti mendesak pemerintah untuk menekan impor agar produk dalam negeri dapat dilindungi.

Ekky Muharram berpendapat, “Saya punya harapan kepada menteri perdagangan yang baru, mudah-mudahan masih memiliki main set mengundang investasi, main set nya investasi investasi investasi, bukan main set nya impor impor impor, kebijakan-kebijakan perdagangan yang dilahirkan akan pro terhadap petani, pro terhadap industri Indonesia, fokusnya adalah menjual barang Indonesia di negeri sendiri, di pasar Indonesia, tidak menjadikan Indonesia sebagai pasar barang impor.”

Dalam kesempatan berbeda, Menteri Keuangan, Agus Martowardojo menegaskan pemerintah terus bertekad menjadikan produk dalam negeri mampu menguasai pasar lokal. Dengan berbagai kebijakan pemerintah pro produk dalam negeri ditambahkan Menteri Agus Marto, maka produk lokal mampu bersaing dengan produk impor setelah pemerintah juga tidak dapat menghindar dari semakain banyaknya perjanjian perdagangan bebas atau FTA yang harus ditandatangani.

Untuk itu Menteri Agus Marto mengajak seluruh pihak berupaya meningkatkan kualitas sekaligus mencintai produk dalam negeri.

“Karena semua FTA mulai dari Asean, Asean dengan China, dengan Korea, dengan India sampai dengan Australia, New Zealand, kalau kita tidak siap di pasar dalam negeri, kalau kita tidak mempersiapkan diri itu nanti bukannya kita berhasil meraih pasar yang lebih luas tetapi justeru pasar kita yang didatangi oleh negara-negara tetangga kita dan itu biasanya terlihat dari surplus daripada perdagangan kita yang cenderung akan makin kecil,” demikian Menkeu Agus Marto.

Akhir-akhir ini, semakin sering terjadi aksi unjuk rasa para petani lokal mulai dari petani sayur-sayuran, buah-buahan, tebu, garam beras hingga rotan serta para peternak dan nelayan karena harga-harga produk lokal semakin anjlok dengan terus masuknya impor, bahkan sampai terjadi produk lokal sulit untuk dijual. Pemerintah diminta serius mengatasi persoalan impor.

XS
SM
MD
LG