Tautan-tautan Akses

Film Nominasi Oscar “Spotlight” Soroti Skandal Gereja Katolik


Michael Keaton dan Emma Stone saat pemutaran khusus film 'Spotlight', 2 Desember 2015.
Michael Keaton dan Emma Stone saat pemutaran khusus film 'Spotlight', 2 Desember 2015.

Film “Spotlight” yang berhasil meraih enam nominasi Oscar, termasuk Film Terbaik Tahun ini menyoroti skandal gereja Katolik terkait pelecehan seksual.

Sorotan global terhadap upaya sistematis Gereja Katolik untuk menutup-nutupi merebaknya pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh para pastor dimulai dengan sepercik ide di kantor berita Boston.

Kronologi cerita itu dituangkan dalam film “Spotlight” yang berhasil meraih enam nominasi Oscar, termasuk Film Terbaik Tahun ini.

Menyelidiki Gereja

Pada tahun 2002, editor Boston Globe Marty Baron, yang diperankan oleh Liev Schreiber, memberi tugas kepada Spotlight, tim wartawan investigasi surat kabar itu, untuk menyelidiki bukti-bukti yang semakin banyak bahwa pastor-pastor Boston mencabuli anak-anak di enam paroki yang berbeda selama tiga puluh tahun.

Film ini menunjukkan bahwa Baron ingin tim Spotlight membuktikan korupsi sistemik di eselon Keuskupan Agung Boston yang lebih tinggi. Dia ingin membuktikan bahwa gereja memanipulasi sistem sehingga para pastor yang terlibat tidak perlu menghadapi tuntutan dengan berulang kali memindahkan mereka ke paroki yang berbeda.

Film arahan sutradara Tom McCarthy ini dengan akurat menggambarkan keberanian tim Spotlight itu untuk menggebrak lembaga yang paling kuat di Boston, gereja Katolik. Baron, pemimpin redaksi yang baru diangkat harian itu, bukan anak Boston dan bukan Katolik, sehingga dia mampu melihat masalah tersebut dengan mata segar.

"Di Boston saya disebut orang luar" kenang Baron, yang telah menjadi editor Washington Post sejak 2012. "Anda tahu, kosakata mengungkapkan banyak hal. Memberi banyak isyarat. Saya dipandang sebagai seseorang yang tidak dari Boston, bukan anak Boston."

Film ini menunjukkan bahwa di sebuah kota yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, tidak mudah untuk mengajukan pertanyaan yang sensitif. Saat menggali bukti, tim Spotlight menghadapi tembok kerahasiaan. Gereja sudah menyelesaikan kasus-kasus tersebut dengan korban secara diam-diam. Film ini juga mendukung laporan bahwa dokumen-dokumen legal yang membuktikan kasus pelecehan oleh para pastor itu hilang dari gedung pengadilan Boston. Film ini juga menunjukkan bagaimana Spotlight mendapati bahwa tim hukum yang menyelesaikan kasus itu juga terlibat dalam upaya menutup-nutupi.

Lambat laun tim Spotlight menyadari bahwa upaya Keuskupan Agung Boston untuk melindungi 70 pastor pedofil di sana sama parahnya dengan pelecehan seksual itu sendiri.

Di Balik Berbagai Kepala Berita

Spotlight telah dipuji sebagai salah satu film terbaik tahun ini, karena ansambel bintang terkenalnya, naskah yang padat dan cerdas, alur cerita yang terfokus dan tidak tergesa-gesa. Penulis naskah yang mendapat nominasi Oscar Josh Singer mengatakan Spotlight mengingatkan orang bagaimana jurnalisme investigatif yang bebas dapat mengungkapkan korupsi.

"Gereja itu bukan satu-satunya pelaku yang buruk," jelasnya. "Ada kalimat dalam film itu “perlu satu desa.” Dan saya pikir ada pertanyaan lebih besar di sini, mengapa kita menutup mata ... fakta bahwa begitu banyak orang tahu secuil teka-teki ini tapi tidak ada yang bertindak untuk menggabungkannya, membuat kita semua bertanya mengapa kita tidak peduli? Siapa yang akan turun tangan? Jawabannya adalah media berita."

Ton McCarthy mencatat bahwa cerita Spotlight adalah salah satu yang pertama paling banyak tersebar secara online. Dia mengatakan meskipun saat itu Internet baru mulai berkembang dan belum ada Google, beberapa hari setelah cerita Spotlight itu muncul, mereka mendengar insiden serupa dari seluruh dunia. Segera setelah itu, ribuan kasus pelecehan seksual anak oleh pastor terungkap.

Josh Singer menyuarakan hal yang sama, "Ini benar-benar satu laporan yang mengubah dunia, di mana cerita yang sangat lokal menjadi cerita internasional."

McCarthy sendiri dibesarkan secara Katolik.

"Pada akhirnya film ini, bagi saya, adalah tentang iman. Iman yang berbeda-beda, tetapi iman. Saya pikir itu adalah sesuatu yang pada satu saat menjadi pergumulan kita." Dia mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan Gereja Katolik agar menjadi sebuah lembaga yang sehat dan transparan.

Mengenai Paus Fransiskus, ia menambahkan, "Saya suka energi yang dia ciptakan dalam begitu banyak topik. Saya suka bagaimana dia berbicara tentang agama. Saya suka bagaimana dia tidak mempolitisasi pesan gereja dengan cara yang benar-benar indah dan dia Paus yang sangat inklusif. Tapi menurut saya, kebanyakan orang yang secara khusus terkait masalah ini merasa semua hanya omongan dan tidak ada tindakan. "

Mark Serrano, penyintas pelecehan oleh pastor dan advokat bagi para korban sependapat.

"Ada begitu banyak yang dapat dipelajari dari Spotlight dan saya berharap Paus Fransikus menontonnya." Ia menambahkan, "Fransiskus mungkin membicarakan rencana yang baik tetapi Fransiskus perlu bertindak jika dia ingin kita percaya anak-anak aman di dalam gereja Katolik. Fransiskus memiliki kemampuan dan kesempatan untuk segera meminta pertanggungjawaban para Uskup. Apa yang telah dilakukannya selama ini? Dia membentuk komisi, sepertinya kita benar-benar membutuhkan sebuah komisi berkualitas untuk menyelidiki para Uskup dan keterlibatan mereka selama beberapa dekade dalam kejahatan dan pelecehan seksual yang menimbulkan trauma. Kami tidak butuh komisi. Dia tidak perlu komisi untuk memberinya nasihat. Dia hanya perlu mengambil tindakan. "

Selain Filem Terbaik, Spotlight telah dinominasikan untuk Sutradara Terbaik, Editing Terbaik, Naskah Asli Terbaik dan Aktor dan Aktris Pendukung Terbaik untuk Mark Ruffalo dan Rachel McAdams sebagai wartawan Michael Rezendes dan Sacha Pfeiffer. [as]

XS
SM
MD
LG