Tautan-tautan Akses

Kongres Usulkan Sistem Peringatan Tsunami Global - 2005-01-11


Kawasan Pasifik memiliki sistem peringatan tsunami yang canggih, termasuk sensor-sensor bawah laut untuk mendeteksi gelombang besar, dan kampanye kesadaran masyarakat mengenai cara menanggapi peringatan tsunami. Di kawasan Samudera Hindia belum ada sistem seperti itu, meskipun sebelum tsunami tanggal 26 Desember lalu, sudah terjadi tsunami beberapa kali yang menimbulkan kerusakan.

Dr. Frank Gonzalez dari Dinas Atmosfir dan Kelautan Amerika mengatakan, tidak adanya sistem peringatan tsunami di kawasan itu mungkin karena kenyataan bahwa tsunami hanyalah satu dari banyak ancaman yang dihadapi kawasan yang sumberdayanya sangat terbatas itu.

Dr. Gonzalez mengatakan: “Ini adalah isu sumberdaya dan prioritas. Kita harus memahami bahwa di berbagai tempat di dunia, seperti Samudera Hindia, tsunami adalah satu dari belasan ancaman bencana alam, yang banyak di antaranya terjadi lebih sering daripada tsunami.”

Sebagian besar tsunami terjadi karena gempa bawah laut, dan Profesor Jack Harrald dari Universitas Georgetown mengatakan, ada sistem untuk mendeteksi gempa bumi. Tetapi itu hanya bagian pertama sistem peringatan tsunami.

Di sekitar Samudera Hindia ada teknologi untuk mendeteksi gempa. Gempanya bisda dicatat, tetapi tsunaminya tidak. Pendeteksian tsunami memerlukan serangkaian pelampung dan transmitter radio lewat satelit. Teknologi untuk mengetahui bahwa ada ancaman bahaya, bahwa bencana terjadi, belumlah merupakan sistem yang dapat memperingatkan orang. Jadi, kalaupun teknologinya ada, itu hanyalah sebagian dari solusi.

Juga penting dalam sistem ini adalah peta bawah laut yang membantu ilmuwan meramalkan tingkah laku tsunami. Menggunakan model komputer, ilmuwan dapat menetapkan wilayah mana yang paling terancam bahaya. Elana Suleiman, ilmuwan kelahiran Rusia, menciptakan model-model tsunami di Universitas Alaska, mulai zona-zona gempa bawah laut yang sudah diketahui.

Katanya: “Ada tempat-tempat tertentu yang diketahui sebagai sumber tsunami. Kami menciptakan tsunami hipotetis untuk tempat-tempat ini, dan kemudian memperhitungkan besarnya dampak gelombang pasang.”

Meramalkan tingkah laku tsunami yang akan menghantam daratan memerlukan peta akurat dasar laut di wilayah-wilayah pantai. Elena Suleiman memiliki peta sangat rinci pantai Alaska yang dikajinya. Peta ini begitu rinci, sehingga setiap poin data mencakup wilayah seluas lima kali lima meter.

Data ini sangat rinci. Data yang ada untuk Samudera Hindia sekarang ini tidak begitu rinci, sehingga untuk wilayah seluas empat kali empat kilometer hanya ada satu poin data.

Tetapi sensor canggih hanyalah satu bagian dari solusi. Bahkan para pakar yang memantau jaringan-jaringan canggih ini menekankan pentingnya memberikan penerangan kepada penduduk yang mungkin terkena bencana tsunami: Apa yang harus dilakukan kalau ada tsunami datang, bagaimana mengenali tanda-tanda akan timbulnya tsunami. Timothy Beach yang memimpin Pusat Bagi Lingkungan Universitas Georgetown mengisahkan bagaimana kesigapan Tilly Smith yang berumur 10 tahun, dapat menyelamatkan nyawa.

Sebuah contoh klasik menyangkut seorang anak perempuan dari Inggris, yang mengatakan kepada keluarganya yang sedang berlibur di Phuket, Thailand, ia melihat gelombang laut membesar. Gurunya di Inggris pernah mengatakan, itu tanda bahwa tsunami akan datang. Ia memberitahu kedua orang tuanya, orangtuanya memberitahu semua orang di pantai itu, dan semua orang menyingkir. Di pantai itu tidak ada korban yang tewas.

Mengetahui tanda-tanda kedatangan tsunami terutama penting bagi penduduk yang tinggal di dekat pusat gempa, di mana tsunami dapat muncul sebelum sistem peringatan membunyikan tanda bahaya. Menurut Walter Dudley yang memimpin Pusat Kelautan Universitas Hawaii, berbeda dengan bencana alam lain, tsunami dapat terjadi tanpa tanda-tanda cuaca buruk.

Wilayah-wilayah yang berada dalam jarak setengah atau satu jam, mungkin tidak akan mendapat peringatan cukup dini. Tetapi kalau orang di sepanjang pantai mengetahui tanda-tanda awalnya, mereka berpeluang untuk menyelamatkan diri.

Sementara jumlah penduduk di pantai yang rentan tsunami terus bertambah, sistem peringatan tsunami harus diperluas. Senator Joseph Lieberman pekan lalu mengajukan RUU untuk mendanai sistem peringatan tsunami di seluruh dunia, dengan dana sebesar 30 juta dolar untuk pemasangan sistem, ditambah dana operasi tujuh setengah juta dolar per tahun.

Dibandingkan dengan tewasnya 150 ribu orang dan kerusakan bernilai milyaran dolar di Asia Selatan, dana ini relatif kecil.

Sistem peringatan yang diusulkan itu akan mencakup sensor-sensor di Samudera Atlantik dan Kepulauan Karibia, dan di Samudera Hindia. (VOA/djoko santoso)

XS
SM
MD
LG