Tautan-tautan Akses

Kontroversi Sekitar Buku Plan of Attack <br> Oleh Leon Howell - 2004-04-27


Sebuah buku yang diterbitkan pekan lalu membuat perhatian rakyat Amerika terpusat pada focus pemerintahan Bush sejak serangan teroris 11 September 2001. Buku itu menjadi topik hangat di Washington, dan Gedung Putih bergegas memberikan tanggapan.

Selama tiga jam Presiden Bush menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan penulis buku itu, Bob Woodward, dan memerintahkan agar para penasehat terdekatnya berbicara dengan Bob Woodward, yang mengatakan bahwa ia telah merekam wawancara dengan 75 orang partisipan dalam perencanaan menjelang perang Irak.

Buku berjudul Plan of Attack, atau Rencana Serangan itu ditulis seperti novel, tetapi penuh dengan laporan.

Laporan Bob Woodward di harian Washington Post tanggal 18 April: Presiden Bush diam diam pada bulan Januari 2003 merencanakan perang. Waktu itu ia masih menyatakan bahwa alternatif diplomatik masih terbuka.

Laporan Bob Woodward di harian Washington Post tanggal 18 April: Menteri Luar Negeri Collin Powell tidak diberitahu bahwa perang tidak dapat dihindarkan sampai setelah Wakil Presiden Dick Cheney dan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld mengungkapkan hal ini kepada Pangeran Bandar bin Sultan, Duta Besar Arab Saudi di Washington yang telah lama menjadi sahabat dekat keluarga Bush.

Menteri Powell mengira ia telah menghambat momentum menuju perang setelah melakukan pembicaraan panjang dengan Presiden Bush pada bulan Agustus tahun 2000. Dalam pembicaraan itu, Menteri Powell membeberkan rumitnya resiko invasi. Ia mengatakan kepada Presiden Bush bahwa di Amerika, kalau seseorang memecahkan barang di toko, ia harus membeli barang itu. Kalau Amerika menyerang Irak, Menteri Powell memperingatkan Presiden Bush, Amerika harus menanggung semua harapan, aspirasi dan masalah yang dimiliki rakyat Irak.

Laporan di harian Washington Post 20 April: Wakil Presiden Dick Cheney memintas Menteri Powell dalam serangkaian prakarsa pribadi maupun umum. Bob Woodward menulis bahwa hubungan antara kedua tokoh yang dalam pertemuan resmi duduk di samping kanan dan kiri Presiden Bush itu begitu tegang sehingga mereka tidak pernah membahas perbedaan pendapat antara keduanya.

Laporan Bob Woodward dalam harian Washington Post 19 April: Dalam sebuah momen penting bulan Desember 2002, tiga bulan sebelum perang dimulai, Badan Intelijens Pusat CIA memberikan taklimat kepada Presiden Bush dan beberapa staf inti mengenai adanya senjata pemusnah masal di Irak. Seusai taklimat, Presiden Bush bertanya apakah informasi itu dapat dipercaya. Direktur CIA George Tenet menjawab: informasi itu dapat dipastikan dengan mutlak.

Bob Woodward bukan wartawan biasa. Namanya menjadi terkenal sebagai wartawan muda lebih dari 30 tahun yang lalu ketika ia dan seorang rekannya membongkar skandal Watergate yang membuat Presiden Nixon mengundurkan diri tahun 1974.

Bob Woodwad telah menulis buku mengenai Mahkamah Agung, CIA dan para panglima militer dalam Perang Teluk tahun 1991. Setelah perang Afghanistan, ia menulis buku berjudul Bush at War.

Sepekan penuh para pejabat yang namanya disebut dalam buku itu mempersoalkan isu demi isu yang tertulis di dalamnya. Tetapi kalau tulisan Bob Woodward terbukti kebenarannya seperti dalam buku bukunya terdahulu, Plan of Attack akan diterima luas sebagai versi yang dapat diterima, mengenai isu isu yang dibahas dalam buku itu. Sejak lama Bob Woodward telah menghasilkan karya jurnalisme yang sering disebut sebagai “rancangan pertama sejarah”.

Peristiwa peristiwa penting terus terjadi di seputar Amerika. Korban di pihak tentara Amerika terus berjatuhan di Irak sementara tanggal penyerahan kedaulatan Irak semakin dekat, kampanye menjelang pemilihan presiden terus berlangsung dengan gencar, musim pertandingan bola basket mendekati akhir sementara musim pertandingan bisbol telah dimulai. Di tengah tengah semua itu, Plan of Attack bersinar kemilau seperti bintang jatuh di jantung Amerika.

Diterjemahkan oleh: Djoko Santoso

XS
SM
MD
LG