Haiti berada dalam keadaan darurat sementara para pejabat berusaha memulihkan ketenangan setelah pengunduran diri dan kepergian presiden Jean-Bertrand Aristide awal pekan ini. Perdana Menteri Yvon Neptune menyampaikan pengumuman itu hari Rabu, sementara insiden kekerasan terus berlangsung di ibukota, Port-au-Prince. Pemimpin pemberontak, Guy Philippe mengatakan, orang-orangnya siap untuk meletakkan senjata. Pemberontakan yang dimulai empat pekan lalu mengakibatkan Aristide meletakan jabatan. Sementara itu, pengkelompokan Karibea, Caricom yang beranggotakan 15 orang, telah menyerukan penyelidikan independen internasional terhadap kepergian mendadak Aristide dari Haiti. Amerika Serikat dan negara-negara lain terus memperkuat pasukan keamanan mereka di Haiti untuk membantu melindungi tempat-tempat penting.