Tautan-tautan Akses

Bahas Soal Irak, Bush Bertemu Menhan dan Menlu Rusia di Washington - 2002-09-21


Hari Jumat Menteri Pertahanan dan Menteri LN Rusia bertemu dengan Presiden Bush di Washington, dan Bush kemudian berbicara lewat telpon dengan Presiden Vladimir Putin, tentang masalah Irak. Tapi Rusia dilaporkan tidak bersedia mendukung sikap keras Amerika, selain menekankan pentingnya dikembalikan tim pemeriksa senjata PBB ke Irak. Kedua Menteri Rusia itu mengakui mungkin diperlukan usaha tambahan supaya pemeriksaan senjata itu bisa lebih efektif. Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang punya hak veto; dan kalau Rusia menggunakan hak itu, Amerika tidak akan bisa mendapatkan Resolusi DK-PBB guna menyerang Irak. Cina, juga anggota DK yang punya hak veto, hari Jumat mengatakan, serangan atas Irak harus mendapat persetujuan PBB. Tokoh-tokoh Kongres Amerika pada umumnya mendukung usaha Presiden Bush untuk mendapatkan kekuasaan guna menggunakan segala cara untuk menggulingkan Saddam Hussein; tapi sebagian anggota mengatakan, usul itu akan memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada Presiden Bush. Kongres akan mengadakan pemungutan suara tentang hal itu sebelum pemilihan anggota baru pada permulaan bulan November.

Sementara itu, kata Presiden Bush, strategi militer Amerika dialihkan dari sistem penangkalan seperti yang berlaku selama masa perang dingin dulu, kepada strategi pre-emptive, atau serang duluan, sebelum musuh melancarkan serangan atas Amerika. Ini dikatakan oleh Presiden Bush dalam sebuah laporan yang dikirimnya kepada Kongres AS hari Jumat. Katanya, Amerika tidak akan membatasi diri dengan hanya memberikan reaksi kalau diserang. Atau dengan kata lain, kita tidak akan membiarkan musuh melancarkan serangan yang pertama, kata Presiden Bush. Ini berarti mengambil tindakan tegas terhadap Irak, kalau PBB terus bersikap ragu-ragu, tambahnya lagi.

XS
SM
MD
LG