Para pejabat Philipina mengatakan, lebih dari 50 orang telah tewas hari Senin dalam pertempuran antara pasukan pemerintah dan pendukung gubernur muslim dan bekas pemimpin pemberontak, Nur Misuari. Penguasa Philipina mengatakan, para pejuang Front Nasional Pembebasan Moro menggunakan mortir untuk menyerang tantara darat di Pulau Jolo, Philipina Selatan. Para pendukung pemimpin muslim lokal di Philipina Selatan telah menyerang beberapa pos angkatan darat , rupanya dalam usaha untuk mencegah pemilihan umum yang direncanakan di sebuah daerah pemerintahan sendiri muslim. Pihak penguasa mengatakan, sedikitnya 3 tentara luka-luka dan 48 orang pemberontak Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) tewas Senin ini dalam bentrokan sengit di Pulau Jolo, Philipina selatan. Pemberontak front tetap setia kepada bekas pemimpin pemberontak Nur Misuari, yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemerintah 5 tahun lalu. Misuari - yang selama ini gubernur daerah otonomi Mindanao muslim, mengatakan, pemerintah telah melanggar perjanjian perdamaian dan dia menentang pemilihan yang direncanakan akan berlangsung 26 November mendatang.