Dampak serangan terroris di amerika terus menghantui perekonomian amerika dan banyak negara lainnya. Hari Jumat dikeluarkan laporan yang menunjukkan penurunan tajam penjualan barang-barang eceran sebesar 2,4 persen. Ini adalah penurunan paling besar dalam satu dasa warsa, dan disebabkan karena rakyat Amerika hanya membeli barang-barang keperluan yang penting saja. Pengeluaran konsumen, yang dianggap sebagai pendorong kegiatan perekonomian amerika yang paling besar, diperkirakan akan terus lemah karena meningkatnya tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang lamban. Pabrik pesawat terbang Amerika, Boeing akan memberhentikan 12,000 orang pegawainya sebelum pertengahan bulan Desember. Pabrik mobil Jerman Daimler Chrysler juga akan mengurangi jumlah pegawainya dengan 2700 orang dan menutup dua pabrik. Pabrik Polaroid yang membuat berbagai peralatan foto, hari ini minta perlindungan pengadilan dari tuntutan para kreditornya guna mencegah kebangkrutan. Di persatuan Eropa, perekonomian juga terus melambat, sehingga permintaan akan energi juga turun. Kata badan energi internasional, permintaan akan minyak juga akan turun ketingkat paling rendah dalam 17 tahun terakhir.
Sementara, para pejabat perdagangan dari 22 negara industri dan berkembang mengadakan pertemuan tidak resmi di Singapura dalam usaha memperkecil perbedaan pendapat sebelum pertemuan Organisasi Dagang Sedunia bulan depan. Pertemuan dua hari itu dimulai hari ini ditengah-tengah penjagaan ketat. Para analis telah mengatakan, para pejabat perdagangan ingin menyelesaikan perselisihan pendapat sebanyak mungkin sebelum sidang paripurna WTO bulan November di ibukota Qatar, Doha. Pertemuan perdagangan tidak resmi yang sama diselenggarakan di Meksiko bulan lalu, dihadiri oleh banyak negara industri dan berkembang yang sama. Para Menteri tidak berhasil menyelenggarakan pembicaraan dagang global babak baru pada tahun 1999, setelah mereka tidak berhasil menyetujui agenda, ditengah-tengah kerusuhan yang mengganggu pertemuan di Seattle. Perbedaan tajam antara negara kaya dan miskin telah menunda babak baru pembicaraan dagang sedunia.