Perdana Menteri ad-interim Fiji, Laisenia Qarase dilantik sebagai Pemimpin Pemerintahan yang baru di Fiji, setelah melewati sebuah pemilu yang demokratik. Tetapi stabilitas yang didambakan oleh rakyat Fiji tampaknya tidak akan berlangsung lama setelah mantan PM yang digulingkan dan pemimpin Partai Buruh Mahendra Chaudhry mengatakan partainya akan mempergunakan haknya untuk menduduki hampir setengah dari posisi kabinet yang masih harus dibentuk. Dibawah UUD Fiji, setiap partai yang dengan perolehan kursi lebih dari 8 harus diikut sertakan dalam pemerintahan. Belum jelas bagaimana pengaruh pernyataan Mahendra Chaudhry terhadap pembentukan kabinet Fiji yang oleh PM Qarase direncanakan akan didominasi oleh golongan pribumi Fiji.
Sebelumnya diberitakan seorang pejabat wisma negara mengumumkan bahwa pengambilan sumpah jabatan itu dilakukan oleh Presiden Fiji, Ratu Josefa Iloilo pada upacara Senin pagi (10/9). Qarase mengirim surat kepada Presiden Fiji, Iloilo, bahwa ia sudah menyusun suatu pemerintahan koalisi. Namun lawan utamanya, mantan perdana menteri, Mahendra Chaudhry, menolak untuk mengakui kalah dan mengatakan, ia masih berusaha untuk membentuk suatu pemerintahan. Mahendra Chaudhry, yang tahun lalu dipaksa turun dari jabatannya setelah kudeta yang dipimpin George Speight, mengatakan, ia sudah memaafkan orang-orang nasionalis berhaluan keras dan sedang bekerja dengan partainya untuk membentuk suatu pemerintahan koalisi.