Irak mengatakan negara itu akan membuka kembali pembicaraan mengenai ratusan orang yang masih terdaftar hilang satu dasawarsa setelah Perang Teluk berakhir. Dalam pesan kepada Liga Arab, Menteri Luar Negeri Irak Naji Sabri mengatakan pemerintahnya akan menyambut baik prakarsa organisasi itu untuk menindak-lanjuti masalah warga Irak dan Kuwait yang terdaftar hilang.
Kuwait mengatakan lebih dari 600 warganya dan warga negara lain masih belum diketahui nasib mereka setelah ditahan pasukan Irak sewaktu pendudukan negara emirat itu selama 7 bulan oleh Bagdad. Irak mengakui telah menahan warga yang hilang itu, tetapi menyatakan tidak lagi mengetahui keberadaan mereka setelah pemberontakan di Irak Selatan tahun 1991. Sedangkan Irak menyatakan paling kurang 1100 warganya telah lenyap atau dipenjarakan oleh Kuwait.