Para tokoh garis keras Iran mengeluarkan pernyataan tajam berkenaan dengan kritik mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani mengenai tindakan keras pemerintah terhadap unjuk rasa usai pemilu. Mereka menyatakan komentar-komentar Rafsanjani sama dengan dukungan bagi kegiatan illegal.
Ayatollah Mohammad Yazdi, tokoh politik garis keras yang bersekutu dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, dikutip media Iran hari Sabtu yang mengatakan, kotbah Rafsanjani pada sholat Jumat di Teheran dimaksudkan untuk memancing protes-protes oposisi selanjutnya.
Editor surat
kabar garis keras Kayhan, Hossein Shariatmadari, mengatakan, Rafsanjani
seharusnya mengecam protes di jalan-jalan yang terjadi setelah pemilu bulan
lalu. Akan tetapi, ia justru secara terbuka mendukung para pelanggar hukum.
Shariatmadari dianggap sebagai sekutu dekat pemimpin tertinggi Iran Ayatollah
Ali Khamenei.
Dalam pernyataannya hari Jumat di Universitas Teheran, Rafsanjani mengatakan
banyak warga Iran masih memiliki keraguan mengenai pemilihan presiden bulan
lalu.
Ribuan pendukung oposisi berdemonstrasi di luar tempat itu ketika ulama
berpengaruh tersebut berkotbah. Menurut para saksi mata, polisi menembakkan gas
air mata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan massa.