Para pemimpin Asia Tenggara telah menyetujui sebuah piagam penting yang berusaha untuk mempersatukan kawasan itu sebagai organisasi legal yang terikat oleh seperangkat peraturan.
Para anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) menandatangani piagam tersebut dalam sebuah upacara hari ini di Singapura sementara perdebatan sengit mengenai situasi hak azasi di Birma yang dikuasai militer meracuni suasana pertemuan tersebut.
Piagam itu akan memberi ASEAN identitas legal untuk negosiasi internasional, dan menetapkan peraturan bersama bagi negosiasi dalam perdagangan, penanaman modal, lingkungan dan bidang lainnya.
Piagam itu juga menghendaki pembentukan badan hak azasi, namun tidak memberikan mekanisme untuk menerapkan standar hak azasi tersebut.
Piagam tersebut masih harus disetujui oleh negara-negara anggota. Filipina telah memperingatkan bahwa Kongres negara itu kemungkinan besar tidak akan mengesahkan piagam tersebut jika Birma tidak memulihkan demokrasi dan membebaskan pemenang hadiah Nobel yang ditahan, Aung San Suu Kyi.