Taiwan menyatakan akan mendukung keputusan untuk menghilangkan kata “Cina” dari nama-nama perusahaan negara dan menggantinya dengan “Taiwan”, langkah yang agaknya akan membuat pemerintah Cina marah. Jumat kemarin, perusahaan Negara urusan pos, perminyakan dan jasa pengiriman menyetujui perubahan untuk menghapuskan nama “Cina” dari nama-nama mereka, setelah adanya seruan oleh Presiden Chen Shui-bian.
Langkah itu mendapat kecaman dari Amerika Serikat, yang menyatakan tidak mendukung perubahan dalam terminologi bagi perusahaan yang dikelola oleh Taiwan. Departemen Luar Negeri A.S. menegaskan lagi bahwa Amerika tidak mendukung langkah Taiwan yang tampaknaya akan mengubah statusnya secara sepihak atau bergerak ke arah kemerdekaan.
Cina dan Taiwan terpecah sesudah perang saudara tahun 1949. Namun Cina masih menyatakan pulau itu sebagai bagian wilayahnya, dan telah mengancam akan menggunakan kekerasan kalau Taiwan berusaha melakukan langkah apa pun secara resmi ke arah kemerdekaannya.