Para pembuat undang-undang Irak, memilih ketua parlemen, mengakhiri kemacetan pembentukan pemerintah baru, 9 pekan setelah pemilu bersejarah negara itu.
Setelah negosiasi yang ketat hari Minggu ini, para pembuat undang-undang Irak, memilih menteri perindustrian Hajim al-Hassani, seorang Arab Suni, untuk mengetuai Parlemen. Para wakilnya adalah mantan ilmuwan nuklir Hussain al-Shahristani, seorang Muslim Shiah, dan pemimpin sukubangsa Kurdi, Aref Taifour, yang juga dipilih hari ini.
Para pembuat Undang-Undang ini juga berharap, akan memilih presiden baru. Namun para pejabat mengatakan, ini akan ditunda hingga akhir pekan ini. Keputusan yang ditunda mengenai ketua parlemen ini, langkah yang besar bagi usaha memperbaiki citra yang rusak dari Majelis Nasional yang bersitegang leher selama beberap hari untuk menentukan, siapa yang akan menduduki jabatan ketua parlemen.