Tautan-tautan Akses

Imbas Covid-19: Harvard Kehilangan Sumber Pendapatan Sebesar $ 10 Juta


Pemandangan kampus Universitas Harvard terlihat pada 22 April 2020 di Cambridge, Massachusetts. (Foto: AFP)
Pemandangan kampus Universitas Harvard terlihat pada 22 April 2020 di Cambridge, Massachusetts. (Foto: AFP)

Universitas Harvard kehilangan sumber pendapatan sebesar $ 10 juta untuk menutup biaya operasinya pada tahun fiscal yang berakhir pada September.Tahun lalu lembaga pendidikan tinggi yang terkenal ini menyaksikan surplus sebesar $ 308 juta.

Laporan Finansial Tahunan Harvard University menunjukkan adanya penuruna penerimaan sebesar $ 138 juta. Kerugian terbesar disebabkan oleh kewajiban mengembalikan uang sewa kamar dan tumpangan, total bernilai $ 32 juta, ketika para mahasiswa disuruh pulang ke rumah akibat pandemi Covid-19.

Pendapatan total dari pungutan terhadap mahasiswa turun 11persen mencapai $ 1,1 miliar.

Harvard juga kehilangan pendapatan dari program pendidikan eksekutifnya, dimana universitas meraup pendapatan sebesar $ 500 juta atau 9 persen dari keuntungan total. Program eksekutif termasuk program kepemimpinan dan bisnis baik jangka pendek maupun panjang di sekolah bisnis Harvard yang terkenal di seluruh dunia itu.

Orang-orang berjalan melewati pintu masuk ke Perpustakaan Widener, di belakang, di kampus Universitas Harvard, di Cambridge, Mass. (Foto: AP/Steven Senne)
Orang-orang berjalan melewati pintu masuk ke Perpustakaan Widener, di belakang, di kampus Universitas Harvard, di Cambridge, Mass. (Foto: AP/Steven Senne)

“Kerugian mungkin jauh lebih besar tanpa penerapan pengendalian biaya yang segera diberlakukan, termasuk pengurangan belanja diskresioner, pembekuan perekrutan dan kenaikan gaji, penghapusan bonus atau lembur, pengurangan gaji sukarela oleh kepemimpinan universitas, dan pengurangan belanja investasi,” demikian dilaporkan oleh VP Finance Thomas J Hollister dan Bendahara Paul J Finnegan.

Pada April, kampus Harvard di Cambridge, Massachussetts, membelakukan sebuah pembekuan gaji dan perekrutan, dan langkah pengencangan ikat pinggang lainnya ditengah-tengah keanjlokan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Harvard University membatalkan atau menunda belanja diskresioner, demikian menurut sebuah email yang dikirimkan kepada masyarakat universitas itu pada 13 April.

“Harvard, sebagaimana universitas-universitas lainnya, tidak akan lolos dari konsekuensi ekonomi yang diakibatkan pandemi,” demikian bunyi email yang ditanda-tangani oleh PResiden Universitas Lawrence S. Bacow, Executive VP Katherine N Lapp, dan Provost Alan M. Garber.

Email yang diterbitkan pada April itu menyebutkan dampak finansial dari Covid-19 sebagai mengacaukan arah operasi universitas dan memusingkan.

Di sisi yang lebih menggembirakan, laporan finansial universitas itu mengatakan, pihak universitas telah menaikkan bantuan finansial untuk para mahasiswa sebesar 5persen menjadi $ 645 juta dalam bentuk bea-siswa.

Juga, sementara hadiah dan donasi, yang mencapai 46 persen dari total sumbangan yang diterima, turun 13 persen, asetnya meningkat.

Harvard Management Company menaikkan nilai asset mereka sebesar $ 893 juta menjadi $ 50.2 miliar pada 30 Juni 2020. Kenaikan ini berhasil dicapai lewat pengembalian investasi sumbangan, sumbangan besar yang diperoleh, dan fokus dan disiplin dari pengelolaan finansial.

Baik Moody maupun Standard and Poor memberi konfirmasi atas kinerja ini dan memberi Harvard University peringkat AAA tahun ini. [my/jm]

XS
SM
MD
LG