Tautan-tautan Akses

IAEA: Timbunan Uranium Iran Langgar Kesepakatan Atom


Seorang penjaga keamanan berjaga di fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz, 300 km, arah selatan dari Ibu Kota Iran, Tehran, 9 April 2007.
Seorang penjaga keamanan berjaga di fasilitas pengayaan nuklir Iran di Natanz, 300 km, arah selatan dari Ibu Kota Iran, Tehran, 9 April 2007.

Iran terus menambah persediaan uranium yang diperkaya rendah, jauh melampaui batas yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir penting dengan negara-negara kuat dunia.

Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/ IAEA), Rabu (11/11), mengatakan Iran memperkaya uraniumnya hingga kemurnian yang lebih besar dari yang diizinkan.

IAEA melaporkan dalam dokumen rahasia yang dibagikan ke negara-negara anggota dan dilihat kantor berita Associated Press bahwa Iran pada 2 November memiliki persediaan 2.442,9 kilogram uranium yang diperkaya rendah, naik dari 2.105,4 kilogram yang dilaporkan pada 25 Agustus.

Kesepakatan nuklir ditandatangani pada 2015 dengan Amerika, Jerman, Perancis, Inggris, China dan Rusia. Dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau JCPOA, kesepakatan itu memungkinkan Iran hanya menyimpan 202,8 kilogram. IAEA melaporkan bahwa Iran juga terus memperkaya uranium hingga kemurnian sampai 4,5 persen, lebih tinggi dari 3,67 persen yang diizinkan berdasar kesepakatan itu.

Iran secara terbuka mengumumkan semua pelanggaran itu, dan melakukannya setelah Amerika menarik diri secara sepihak dari kesepakatan itu pada 2018. Kesepakatan itu menjanjikan insentif ekonomi bagi Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklirnya. Setelah keluar, Amerika menerapkan sanksi baru terhadap Iran. Sebaliknya, Iran menekan pihak yang tersisa dengan melakukan pelanggaran itu supaya mereka menemukan cara baru untuk mengimbangi aksi Amerika yang melumpuhkan ekonominya. [ka/pp]

XS
SM
MD
LG