Tautan-tautan Akses

Aplikasi Virus Corona Jerman Laporkan 1,2 Juta Hasil Tes dalam 100 Hari Pertama


Seseorang memegang smartphone dengan 'Corona Warn-App' (Aplikasi Peringatan Korona) di Berlin, Jerman, Senin, 15 Juni 2020. (AP Photo / Michael Sohn)
Seseorang memegang smartphone dengan 'Corona Warn-App' (Aplikasi Peringatan Korona) di Berlin, Jerman, Senin, 15 Juni 2020. (AP Photo / Michael Sohn)

Kementerian kesehatan Jerman Rabu (23/9) menyatakan aplikasi mengenai virus corona untuk ponsel pintarnya telah diunduh lebih dari 18 juta kali dan mengirim 1,2 juta hasil tes dari berbagai laboratorium bagi para penggunanya dalam 100 hari pertama penggunaan aplikasi tersebut.

Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan kepada wartawan di Berlin bahwa meskipun aplikasi “Corona Warn" itu jauh dari sempurna, hasil tersebut bisa dianggap sebagai suatu keberhasilan. Ia mengatakan hampir 5.000 pengguna telah mengaktifkan aplikasi itu untuk memperingatkan kontak mereka dan menyebutnya sebagai perangkat penting dalam upaya negara itu menanggulangi penyebaran virus penyebab COVID-19 itu.

Ia mengatakan, “Ini menunjukkan aplikasi pelacak corona berfungsi, alat ini diminati, karena membantu mencegah penularan dan ini merupakan salah satu aplikasi paling sukses di seluruh dunia.”

Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn. (Foto: dok).
Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn. (Foto: dok).

Spahn secara khusus menyatakan fakta bahwa sebagian besar pengguna dapat memperoleh hasil tes mereka dikirim langsung ke ponsel pintar, tanpa perlu menunggu dokter memberitahu mereka.

Pedoman privasi Jerman yang ketat berarti aplikasi itu menyimpan semua data di dalam ponsel dan bukan di server pusat. Namun para pengamat menyatakan tidak ada data persis mengenai jumlah orang yang diberitahu mengenai kemungkinan terpapar.

Apabila pengguna aplikasi itu mendapat hasil tes positif terjangkit virus corona, aplikasi itu memiliki tombol yang dapat ditekan untuk memperingatkan kontak penggunanya. Spahn mengatakan masalahnya tidak semua orang melakukan itu. “Hanya sekitar setengah dari pengguna aplikasi yang hasil tesnya positif yang memberitahu kontak mereka setelah itu".

Spahn mengatakan aplikasi itu bukanlah perangkat untuk mengatasi semua masalah, tetapi merupakan salah satu perangkat penting yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus.

Perusahaan teknologi Jerman Deutsche Telekom, bekerja sama dengan perusahaan perangkat lunak SAP, mengembangkan aplikasi tersebut. CEO Deutsche Telekom Tim Hoettges mengatakan lebih dari 90 persen laboratorium di Jerman kini terhubung dengan aplikasi tersebut.

Hoettges mengatakan sekarang sedang berlangsung upaya-upaya untuk membangun semacam “gerbang” di Eropa yang akan memungkinkan aplikasi Jerman itu berkomunikasi juga dengan aplikasi di 10 negara Eropa lainnya, termasuk Italia, Polandia dan Spanyol, yang menggunakan sistem terdesentralisasi berbasis Bluetooth itu. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG