Tautan-tautan Akses

Tren Busana Muslim di Amerika


Busana karya perancang Dian Pelangi di New York Fashion Week 2019 (Courtesy: IFG).
Busana karya perancang Dian Pelangi di New York Fashion Week 2019 (Courtesy: IFG).

Model-model busana Muslim yang terkesan sederhana dan serba tertutup -atau bisa disebut gaya modest-wear- kini semakin populer di Amerika Serikat. Sesuai sebutannya, gaya yang satu ini lebih menutupi ketimbang mengaksentuasi bentuk tubuh. Bagaiman tren ini bisa muncul?

Menyusuri toko-toko busana mewah di New York yang menawarkan merek-merek papan atas seperti Tommy Hilfiger, DKNY, dan Dolce & Gabbana, Anda barangkali akan terpana melihat model-model busana yang terkesan sederhana dan serba tertutup.

Bagaimana tidak, dulu merek-merek itu lebih menampilkan busana yang serba terbuka, membalut ketat tubuh dan dengan banyak belahan yang mengaksentuasi keindahan tubuh perempuan. Kini tak sedikit koleksi mereka yang menawarkan busana dengan lengan pakaian hingga pergelangan tangan, leher atau kerah yang tinggi, serta rok dan celana longgar yang lebih panjang dari biasanya.

Modest-wear atau busana dengan gaya sederhana memang sedang tren belakangan ini di dunia barat, termasuk Amerika Serikat. Sesuai sebutannya, gaya yang satu ini lebih menutupi ketimbang mengaksentuasi bentuk tubuh.

Halima Aden, model mengenakan jilbab dari Amerika Serikat, dan model lainnya menampilkan kreasi oleh desainer Rasit Bagzibagli untuk Modanisa, selama peragaan busana di Istanbul, Senin, 26 Maret 2018 (Foto: AP)
Halima Aden, model mengenakan jilbab dari Amerika Serikat, dan model lainnya menampilkan kreasi oleh desainer Rasit Bagzibagli untuk Modanisa, selama peragaan busana di Istanbul, Senin, 26 Maret 2018 (Foto: AP)

Tren ini sendiri muncul seiring usaha nama-nama besar di dunia fashion dalam memperluas pasar mereka. Mereka berusaha menjangkau perempuan-perempuan yang cenderung berpakaian sederhana karena alasan agama dan budaya, termasuk Muslim, Yahudi dan penganut ajaran Kristen yang taat. Walhasil yang tercipta adalah gaya-gaya busana yang anti-tesis dengan apa yang terjadi sepuluh tahun lalu - yang serba ketat dan terbuka.

Para penggemar dunia mode ternyata juga tertarik dan menyambutnya. Amerika Serikat Juli lalu melangsungkan modest fashion week berkelas internasional pertama di sela-sela Miami Fashion Week. Pada acara itu, merek ternama Uniqlo berkolaborasi dengan desainer Hana Tajima merilis koleksi hijab.

DKNY, Oscar de la Renta, dan Tommy Hilfiger juga tak ketinggalan. pada Ramadan dan Idul Fitri yang` baru lalu, mereka merilis koleksi khusus modest-wear. Dolce & Gabbana bahkan tidak bersikap setengah hati. Merek yang satu ini menghadirkan koleksi permanen hijab dan abaya.

Pada New York Fashion Week beberapa waktu lalu, Ayana Ife memamerkan koleksi khususnya yang kental bernuansa Muslim. Ia adalah runner-up kompetisi rancang busana bergengsi Project Runaway musim ke-16-

Perempuan Muslim itu tak pernah menyangka bahwa rancangannya yang lebih menekankankan pada kesederhanaan mendapat banyak pujian. Didampingi mentornya, Tim Gunn, seorang konsultan fesyen, ia menceritakan pengalamannya di New York Fashion Week.

“Ketika pagelaran busana New York Fashion Week digelar, saya dan Tim Gunn menonton melalui layar televisi karya-karya saya yang dikenakan para model. Mereka terlihat luar biasa, dan ketika hijab karya saya muncul di penutupan, saya sungguh merasa tersanjung. Tidak pernah mengira ini akan terjadi," kata Ife.

Reina Lewis, dosen studi budaya di London College of Fashion dan penulis buku Muslim Fashion: Contemporary Style Cultures, telah mengamati perkembangan modest-wear sejak pertengahan 2000-an. Dalam dua musim terakhir, khususnya, ia melihat modest fashion sangat diminati. Menurutnya banyak orang meninggalkan skinny jeans dan beralih celana-celana gombrong atau tampilan-tampilan lain yang tiadk terlalu menekankan pada sensualitas perempuan.

Majalah Sports Illustrated tak sungkan merangkul tren ini. Dalam edisi pakaian renangnya tahun ini, majalah yang terkenal dengan model-model perempuan berbikini yang seksi menampilkan model Amerik keturunan Somalia, Halima Aden. Aden menjadi perempuan pertama yang mengenakan hijab dan burkini yang tampil di majalah itu. Dalam sebuah wawancaranya dengan jaringan televisi NBC, ia mengatakan:

“Ini hal paling berani yang saya lakukan dalam hidup saya. Sungguh berbeda dan mencemaskan. Saya bahkan sebetulnya tak bisa berenang. Saya takut akan mendapat kecaman, tapi itulah misi saya dan pesan yang ingin saya sampaikan ke generasi saya. Jangan takut jadi yang pertama," kata Aden.

Seorang model memperagakan kreasi karya desainer mahasiswa Sherly Az Zahra pada hari pertama Festival Busana Muslim Indonesia di Jakarta, 19 April 2018. (Foto: Reuters / Beawiharta)
Seorang model memperagakan kreasi karya desainer mahasiswa Sherly Az Zahra pada hari pertama Festival Busana Muslim Indonesia di Jakarta, 19 April 2018. (Foto: Reuters / Beawiharta)

Di Amerika juga ada pameran dan pagelaran busana Muslim yang diberi nama USA Islamic Fashion Week. Berlangsung sejak 2014, kegiatan itu tahun ini berlangsung di Washington DC pada akhir Agustus lalu. Nadira Madhi adalah seorang blogger busana Muslim. Ia tahu persis apa dan bagaimana misi kegiatan itu.

“Kita - orang-orang Muslim - relatif banyak di Amerika. Sayangnya, dana yang kita habiskan untuk kebutuhan busana tidak tercurah ke para pengusaha Muslim. Ini adalah kegiatan yang berusaha membuka peluang bisnis bagi para Muslim pemilik bisnis mode untuk mengembangkan usaha mereka," kata Madi.

"Kita, orang-orang Muslim, mengutamakan kesederhanaan tapi juga menginginkan gaya yang sesuai perkembangan zaman. Ini adalah kegiatan yang juga berusaha menjembatani dunia mode dan kesederhanaan yang diagungkan Islam," lanjutnya. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG