Tautan-tautan Akses

Korut Ancam akan Kembali Sebut Trump “Pikun”


Pernyataan Trump (kanan) memicu gelombang kebencian rakyat Korut terhadap AS, karena dianggap memperlihatkan kekurangsantunan Trump terhadap pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un (kiri), saat menyebutnya 'rocketman'. (Foto: ilustrasi).
Pernyataan Trump (kanan) memicu gelombang kebencian rakyat Korut terhadap AS, karena dianggap memperlihatkan kekurangsantunan Trump terhadap pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un (kiri), saat menyebutnya 'rocketman'. (Foto: ilustrasi).

Korea Utara, Kamis (5/12) mengancam akan memulai kembali hinaannya terhadap Presiden AS Donald Trump dan menganggapnya sebagai “dotard” (pikun) jika ia terus menggunakan bahasa provokatif, seperti menyebut pemimpin Korea Utara sebagai “rocket man.”

Choe Son Hui, Wakil I Menteri Luar Negeri Korea Utara, mengeluarkan peringatan itu melalui media pemerintah beberapa hari setelah Trump berbicara mengenai kemungkinan tindakan militer terhadap Korea Utara, dan mulai menggunakan kembali julukan “rocket man” terhadap pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Choe Son Hui. (Foto: dok).
Choe Son Hui. (Foto: dok).

Pernyataan itu muncul sementara prospek dimulainya kembali diplomasi nuklir antara kedua negara meredup. Dalam beberapa bulan ini, Korea Utara telah mengisyaratkan akan membatalkan moratoriumnya mengenai uji coba misil jarak jauh dan nuklir jika pemerintah Trump gagal memberikan konsesi yang substansial dalam diplomasi nuklir sebelum akhir tahun ini.

Choe mengatakan pernyataan Trump “memicu gelombang kebencian rakyat kami terhadap AS” karena mereka memperlihatkan ketiadaan sopan santun sewaktu merujuk pada martabat pemimpin tertinggi” Korea Utara.

Ia mengatakan Korea Utara akan menanggapi dengan kata-kata kerasnya sendiri jika Trump kembali menggunakan kalimat-kalimat yang sama dan menunjukkan bahwa ia sengaja memprovokasi Korea Utara.

Dalam lawatan ke London, Trump hari Selasa (3/12) mengatakan hubungannya dengan Kim “sangat baik” tetapi juga menyerukannya untuk melanjutkan komitmen denuklirisasi. Trump menambahkan bahwa “kami memiliki militer paling kuat yang pernah kami miliki, dan sejauh ini kami adalah negara yang paling kuat di dunia, dan berharap tidak perlu menggunakan kekuatan itu. Tetapi jika perlu, kami akan menggunakannya.”

Trump juga mengatakan, “Kim suka meluncurkan roket khan?” Ditambahkannya, “itulah sebabnya saya menyebutnya rocket-man.”

Trump dan Kim pada tahun 2017 saling ancam untuk melakukan penghancuran ketika Korea Utara melakukan uji coba senjata untuk mengukur kemampuan meluncurkan serangan udara terhadap daratan Amerika. Trump mengatakan ia akan menghujani Korea Utara dengan “api dan kemarahan” dan mencemooh Kim sebagai “little rocket man,” sementara Kim mempertanyakan kewarasan Trump dengan mengatakan ia akan “menjinakkan orang Amerika yang pikun itu dengan kekuatan senjata

Kedua pemimpin telah menghindari menggunakan kata-kata semacam itu dan mengembangkan hubungan yang lebih baik setelah Korea Utara mengadakan perundingan dengan Amerika tahun lalu. Trump bahkan mengatakan bahwa ia dan Kim “jatuh cinta.”

Kim dan Trump telah melangsungkan tiga kali pertemuan, diawali dengan KTT di Singapura pada 12 Juni 2018. Tetapi diplomasi nuklir mereka mengalami kebuntuan sejak pertemuan kedua di Vietnam Februari lalu yang berakhir tanpa perjanjian apapun karena perselisihan soal sanksi-saksi Amerika terhadap Korea Utara.” (em/ii)

Recommended

XS
SM
MD
LG