Komisi Perlindungan Wartawan (CPJ) yang berbasis di New York menyatakan prihatin atas kemungkinan bahwa mantan jenderal polisi Ukraina, yang mengaku membunuh seorang wartawan dan divonis penjara seumur hidup, akan diringankan hukumannya.
Oleksiy Pukach, yang pernah memimpin Departemen Pengawasan di Kementerian Dalam Negeri Ukraina, dijatuhi hukuman itu pada Januari 2014 atas pembunuhan yang dilakukannya terhadap Heorhiy Gongadze pada 16 September 13 tahun sebelumnya.
Setelah dilaporkan hilang pada hari itu, mayat Gongadze dengan kepala terpenggal ditemukan dua bulan kemudian di sebuah hutan dekat Kiev. Penemuan itu mengguncang masyarakat dan membangkitkan seruan dilakukannya penyelidikan yang seksama.
Pukach, sementara itu, menyampaikan cerita versinya yang bertolakbelakang, dan selama enam tahun terakhir berusaha mengajukan banding atas hukuman penjara seumur hidup yang dijatuhkan terhadap dirinya.
Penampilan berikutnya di Mahkamah Agung dijadwalkan tanggal 9 Oktober, dan ada kemungkinan ia akan dibebaskan.
“Sembilan belas tahun setelah pembunuhan brutal terhadap Gongadze, ada kekhawatiran bahwa pembunuhnya yang sudah mengaku akan dibebaskan. Pihak berwenang Ukraina seharusnya tidak memberi kekebalan hukum terkait pembunuhan wartawan,” kata Gulnoza Said, Koordinator program CPJ untuk Biro Eropa dan Asia Tengah. “Hukum harus sepenuhnya ditegakkan. Pelakunya harus diminta pertanggungjawabannya.”
Dalam pengajuan bandingnya, Pukach mengatakan ia melakukan pembunuhan itu atas perintah atasannya, yang ketika itu adalah Yuriy Kravchenko yang menjabat sebagai menteri dalam negeri.
Namun kemudian, Kravchenko meninggal akibat dua luka tembak di kepalanya, sehari sebelum ia memberikan kesaksian kepada jaksa pada Maret 2015. Kematiannya dinyatakan sebagai akibat bunuh diri meski mengundang kontroversi.
Pukach dinyatakan bersalah karena menculik wartawan itu, membawanya ke hutan, membunuhnya, memutilasinya, dan kemudian berusaha menutupi kejahatannya. [ab/uh]
