Tautan-tautan Akses

Ketua Parlemen Lebanon Kecam Sanksi AS terhadap Pejabat Hizbullah


Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri
Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri

Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, hari Rabu (10/7) mengecam sanksi-sanksi yang diberlakukan Washington sehari sebelumnya terhadap tiga pejabat Hizbullah, termasuk dua anggota parlemen, dan menyebutnya sebagai “agresi” terhadap Lebanon.

Sanksi-sanksi baru yang diumumkan Selasa merupakan yang pertama yang diberlakukan AS terhadap pejabat-pejabat dari gerakan Shiah yang kuat di Lebanon itu.

Anggota parlemen Amin Sherri dan Muhammad Hasan Raad dituduh “mengeksploitasi sistem politik dan finansial Lebanon” guna menguntungkan Hizbullah, demikian menurut sebuah pernyataan dari DepKeu AS.

Kata Berri, sanksi-sanksi terhadap pejabat Hizbullah itu, musuh Israel dan sekutu penting Iran, merupakan “sebuah agresi terhadap parlemen, dan sudah pasti sebuah agresi terhadap Lebanon,” demikian bunyi pernyataan dari kantornya.

Gerakan Amal yang dipimpin Nabih Berri bersekutu dengan Hizbullah, organisasi politik penting di Lebanon yang meraih 13 kursi dalam pemilihan parlemen pada Mei 2018, serta menduduki tiga jabatan kabinet dalam pemerintahan.

Juga dalam daftar ini dimasukkan Wafiz Safa, seorang pejabat keamanan Hizbullah top yang dekat dengan Sekretaris Jenderal Hezbollah Hassan Nasrallah.

Anggota parlemen Hezbollah Ali Fayyad Selasa mengecam sanksi-sanksi itu, dan menyebutnya “ sebuah penghinaan terhadap rakyat Lebanon.”

Washington meningkatkan sanksi-sanksi terhadap Iran dalam bulan-bulan terakhir, juga terhadap Hizbullah, yang oleh AS dianggap organisasi teroris.

Gerakan Shiah “mengancam stabilitas ekonomi dan keamanan Lebanon dan kawasan, dan ini merugikan rakyat Lebanon,” demikian kata Sigal Mandelker, wakil MenKeu AS untuk urusan terorisme dan intelijen finansial, demikian bunyi pernyataan DepKeu tersebut.

Sanksi-sanksi itu membuat jumlah orang dan entitas Hizbullah menjadi 50 orang yang dimasukkan dalam daftar hitam DepKeu sejak 2017.

“Tekanan maksimum terhadap rejim Iran dan proksi-proksinya sudah berhasil dalam membatasi dukungan finansial yang diterima Hizbullah,” demikian kata Menlu AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan Selasa.

Amerika secara unilateral menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran dan negara-negara kuat lainnya pada Mei tahun lalu. (jm/al)

XS
SM
MD
LG