Tautan-tautan Akses

Studi: Harimau Hanya Tersisa Enam Sub Spesies


Seekor harimau Bengal sedang berendam di kolam di dalam kandang di Kebun Binatang Alipore di Kalkuta, 20 Juni 2018. Para ilmuwan mengatakan hanya tersisa enam sub spesies harimau di dunia saat ini.
Seekor harimau Bengal sedang berendam di kolam di dalam kandang di Kebun Binatang Alipore di Kalkuta, 20 Juni 2018. Para ilmuwan mengatakan hanya tersisa enam sub spesies harimau di dunia saat ini.

Nasib harimau, si raja rimba makin mengenaskan. Para ilmuwan, Kamis (25/10), memastikan hanya tinggal enam sub-spesies harimau yang masih tersisa saat ini, kantor berita AFP melaporkan.

Tapi, para ilmuwan berharap penemuan itu bisa mendorong upaya penyelamatan harimau yang jumlahnya kurang dari 4.000 ekor di seluruh dunia.

Enam spesies harumau yang masih tersisa adalah harimau Bengal, harimau Amur, harimau China Selatan, harimau Sumatra, harimau Indochina, dan harimau Malaysia.

Tiga sub-spesies harimau yang sudah punah adalah harimau Kaspia, harimau Java, dan harimau Bali.

Ancaman utama kelangsungan harimau adalah hilangnya habitat dan perburuan liar.

Para peneliti menganalisa genom lengkap dari 32 spesimen harimau untuk menentukan harimau-harimau tersebut masuk keenam grup yang memiliki gen yang berbeda.

​Bagaimana melestarikan spesies hewan itu dan mendorong pembiakan di penangkaran dan di alam liar masih menjadi perdebatan di kalangan para ilmuwan. Sebagian karena masih ada perbedaan pandangan tentang berapa sub-spesies harimau yang masih ada. Beberapa mengatakan ada dua tipe, sebagian lagi mengatakan ada lima atau enam.

“Kurangnya konsensus mengenai jumlah harimau telah menghambat upaya global untuk memulihkan spesies ini dari jurang kepunahan,” kata pengarang penelitian tersebut, Shu-Jin Luo dari Universitas Peking di Beijing.

Seorang anggota Polri memperlihatkan dua kulit harimau Sumatra muda dan tulang-tulang hewa itu dalam konferensi pers di Banda Aceh, 21 Maret 2016. Polisi juga menangkap pelaku perburuan liar harimau Sumatra.
Seorang anggota Polri memperlihatkan dua kulit harimau Sumatra muda dan tulang-tulang hewa itu dalam konferensi pers di Banda Aceh, 21 Maret 2016. Polisi juga menangkap pelaku perburuan liar harimau Sumatra.

Meski harimau diyakini sudah ada di Bumi selama dua hingga tiga juta tahun belakangan, populasi harimau yang tersisa sekarang bisa dilacak dari 110.000 tahun yang lalu, “saat harimau mengalami hambatan pertumbuhan populasi secara historis,” menurut laporan tersebut seperti dilansir dari kantor berita AFP.

Para peneliti juga menemukan minimnya bukti pembiakan di antara populasi-populasi harimau yang berbeda.

Rendahnya keragaman genetik mengindikasikan setiap sub spesies punya sejarah evolusi yang unik.

Hal ini yang membedakan harimau dengan jenis kucing besar lainnya, seperti jaguar, yang umumnya saling bercampur di sepanjang benua.

“Harimau tidak ada yang sama,” kata Luo, sambil menambahkan perbedaan utama dari satu jenis harimau dengan lainnya, termasuk ukuran tubuh dan warna bulu.

“Harimau dari Rusia secara evolusi berbeda dengan harimau dari India. Bahkan harimau Malaysia dan Indonesia juga berberbeda.”

Membalikkan penurunan populasi harimau, berarti “memaksimalkan upaya untuk melestarikan keragaman genetic, keunikan evolusi, dan potensi spesies Panthera tigris,” menurut rangkuman studi tersebut. [ft/au]

XS
SM
MD
LG