Tautan-tautan Akses

Menlu Palestina: Sosial Media Senjata Ampuh untuk Dukung Palestina


Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki
Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki melakukan kunjungan ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Jokowi. Pihaknya merasa senang, dengan dukungan yang diberikan oleh Indonesia, khususnya nanti di Dewan Keamanan PBB di mana Indonesia akan menjadi suara bagi Palestina.

Menlu Palestina Riyad al-Maliki merasa bersyukur dan sangat menghargai berbagai dukungan Indonesia kepada Palestina. I amengatakan, berbagai dukungan tersebut menjadi sangat berarti bagi rakyat Palestina yang sampai saat ini belum memperoleh kemerdekaan negaranya.

Dia mengatakan begitu banyak bentuk dukungan yang bisa dilakukan untuk membantu Palestina. Salah satu yang paling ampuh menurutnya adalah sosial media. Baginya, sosial media bisa menyebarkan informasi, kepada dunia tentang apa yang terjadi di Palestina saat ini. Dia berharap rakyat Indonesia khususnya, bisa menyebarkan kebenaran apa yang terjadi di Palestina dari sosial media yang dimiliki.

"Saya percaya bahwa masyarakat sipil individual, mereka punya senjata yang paling ampuh. Kita tahu bahwa semuanya punya smartphone, dan semua orang punya sosial media. Gunakanlah itu untuk Palestina. Ini merupakan senjata ampuh untuk membantu kami. Sosial media bisa menyebarkan kepada dunia tentang Palestina, tentang perjuangan Palestina, tentang penderitaan Palestina. Ini bisa menjadi support (dukungan) yang sangat besar bagi kita," ujar al-Maliki.

Hal ini disampaikannya, saat memberikan kuliah umum di Gedung IASTH, Sekolah Kajian Stretejik dan Global Kampus Salemba, Universitas Indonesia, Senin (15/10).

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki (kedua dari kiri) berpose usai memberikan kuliah umum di Gedung IASTH, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kampus Salemba, Universitas Indonesia, Senin (15/10). (VOA/Ghita)
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki (kedua dari kiri) berpose usai memberikan kuliah umum di Gedung IASTH, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kampus Salemba, Universitas Indonesia, Senin (15/10). (VOA/Ghita)

Selain itu dengan Indonesia menjadi anggota tidak tetap DKK PBB yang dimulai Januari 2019 nanti, menjadi angin segar bagi Palestina. Terlebih ketika Indonesia berjanji akan menjadi suara bagi Palestina. Dia pun yakin suara Palestina akan terwakili oleh Indonesia di DKK PBB nantinya.

"Sekarang Indonesia menjadi anggota tidak tetap DKK PBB di 2019. Indonesia berjanji akan menjadi suara bagi Palestina di forum itu. Ini adalah sesuatu yang tidak pernah kami kira sebelumnya. Bahwa negara seperti Indonesia datang dan bilang akan menjadi suara bagi kita. Ini sangat penting. Dan kita sangat menghargai dan bersyukur Indonesia melakukan itu," tambahnya.

Selain itu, menurutnya, bentuk support lain yang bisa diberikan oleh Indonesia khususnya umat muslim kepada Palestina adalah dengan mengunjungi Yerusalem ketika sedang melakukan ibadah umrah. Mereka, kata Maliki bisa beribadah di Masjid Al-Aqso nantinya. Menurutnya hal tersebut akan membantu memperbaiki perekonomian masyarakat Palestina di Yerusalem.

Pengamat Timur Tengah Yon Machmudi mengatakan, meskipun Indonesia menjadi suara bagi Palestina di DKK PBB nanti, jalan Palestina untuk meraih kemerdekaannya masih cukup panjang dan tidak mudah. Namun, kata Yon dengan dukungan Indonesia di dunia internasional bisa menimbulkan harapan baru bagi Palestina bahwa kemerdekaan adalah suatu yang bisa dicapai.

"Tentu butuh waktu yang sangat panjang. Sebenarnya kan Palestina ini merasa sudah sangat lelah dengan perjuangan kemerdekannya. Negosiasi dilakukan berulang kali sejak 1993, dan proyeksinya akan terjadi kemerdekaan. Tapi sekarang beberapa negara Arab mulai berpikir bahwa tidak strategis lagi untuk menyuarakan Palestina maka wajar kalau kemudian Palestina, secara khusus melalui. Menlunya datang ke Indonesia untuk meminta dukungan. Indonesia sebagai negara yang tidak memiliki kepentingan apa-apa di kawasan Timur Tengah, yang bersuara di DKK PBB untuk pencapaian kemerdekaan Palestina," ulasnya.

Yon juga menjelaskan selain di DKK PBB, Indonesia juga bisa memberikan dukungan kepada Palestina dengan melakukan pembicaraan dengan negara-negara lain tentang Palestina. Setidaknya, kata Yon dengan cara ini isu Palestina tetap akan menjadi perhatian di mata internasional, di saat Palestina mulai kehilangan dukungan dari negara-negara lain seperti negara Arab. [gi/ab]

XS
SM
MD
LG