Tautan-tautan Akses

Studi: Mutasi Lemahkan Virus HIV


Virus HIV sering bermutasi, termasuk untuk menghindar dari obat-obatan antiretroviral atau obat kekebalan lainnya (foto: ilustrasi).
Virus HIV sering bermutasi, termasuk untuk menghindar dari obat-obatan antiretroviral atau obat kekebalan lainnya (foto: ilustrasi).

Seorang pakar yang memimpin studi HIV di Universitas Oxford mengatakan, virus HIV sering bermutasi yang justru menyebabkan berkurangnya kemampuan virus untuk menginfeksi sel-sel secara efisien dan untuk menyebabkan AIDS.

HIV, virus penyebab AIDS sering bermutasi. Itu telah memungkinkan virus tersebut memintas sistem kekebalan dan menginfeksi sekitar 80 juta orang dalam 35 tahun terakhir.

Para periset mengatakan pesatnya evolusi HIV kemungkinan mengurangi kemampuannya menyebabkan AIDS.

Profesor Universitas Oxford Phillip Goulder adalah ilmuwan yang memimpin studi mengenai HIV. Ia mengatakan, “Salah satu ciri khas HIV adalah kemampuannya untuk bermutasi dan menghindar dari upaya kita untuk mengatasinya, entah itu respons kekebalan atau obat-obatan antiretroviral.”

Tetapi HIV juga punya kelemahan. “Ada beberapa bagian dari virus itu yang tidak berubah. Dan salah satu bagiannya adalah inti pusat yang menyelimuti dua salinan virus RNA dan berbagai virus enzim. Bagian virus itu dapat bermutasi. Tetapi kalau bagian itu bermutasi, biasanya ini mengurangi kemampuan virus itu untuk berkembang biak secara efisien,” paparnya.

RNA adalah molekul yang dibutuhkan dalam memproduksi protein yang penting bagi kehidupan.

Profesor Goulder mengatakan respons yang paling efektif atas HIV menarget protein capsid. Respons ini mengurung asam nukleat, yang memungkinkan penyaluran informasi genetik antar berbagai generasi virus itu.

Mutasi HIV yang banyak ini berakibat positif.

“Akumulasi mutasi yang berkepanjangan secara efektif menyebabkan berkurangnya kemampuan virus untuk menginfeksi sel-sel secara efisien dan untuk menyebabkan penyakit. Jadi itu hal yang baik,” tambah Goulder.

HIV, katanya jadi kurang ganas, kehilangan sebagian kemampuan untuk menyebabkan AIDS dengan melumpuhkan sistem kekebalan. Tapi dapatkah HIV bermutasi menjadi sesuatu yang tidak menyebabkan penyakit?

“Bisa, tapi kita masih berspekulasi tentang apa yang akan terjadi dalam sepuluh tahun mendatang. Jika tren yang terjadi di Botswana dalam sepuluh tahun terakhir terus berlanjut, jumlah orang yang dapat mengendalikan virus itu lewat sistem kekebalan mereka jelas akan naik, dan pada akhirnya terjadi pada mayoritas orang dalam puluhan dasawarsa mendatang,” ujarn Goulder.

Temuan itu dimuat dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Goulder dan rekan-rekannya di Oxford bekerja sama dengan para ilmuwan dari Afrika Selatan, Kanada dan Jepang, serta Universitas Harvard dan Riset Microsoft.

XS
SM
MD
LG