Tautan-tautan Akses

Sambut Hari Anti-Korupsi Sedunia, Gedung KPK Berhias Spanduk Raksasa


Spanduk raksasa berukuran 20x20 meter bertuliskan 'Berani, Jujur, Hebat' menghiasi gedung KPK Jakarta (25/11). Spanduk raksasa ini dipasang dalam rangka menyambut peringatan hari korupsi sedunia, 9 Desember 2012.
Spanduk raksasa berukuran 20x20 meter bertuliskan 'Berani, Jujur, Hebat' menghiasi gedung KPK Jakarta (25/11). Spanduk raksasa ini dipasang dalam rangka menyambut peringatan hari korupsi sedunia, 9 Desember 2012.

Dalam rangka menyambut peringatan hari anti-korupsi sedunia 9 Desember mendatang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghias gedungnya dengan spanduk raksasa, Minggu (25/11).

Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipasangi spanduk raksasa berukuran 20x20 meter Minggu (25/11). Spanduk raksasa yang bertuliskan 'Berani, Jujur, Hebat' itu dipasang di sisi kanan gedung dalam rangka menyambut hari anti-korupsi se-dunia yang jatuh pada 9 Desember mendatang.

Pemasangan Spanduk raksasa itu dilakukan oleh sekelompok anak-anak muda dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) dan Kartini Petualang.

Mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas yang juga menjadi salah satu pemanjat dalam pemasangan Spanduk raksasa itu menjelaskan, ini adalah bagian dari upaya memberikan semangat pemberantasan korupsi.

Erry yang saat ini berusia 63 tahun mengatakan ada kesamaan kerja yang dilakukan antara pemasangan spanduk raksasa ini dengan kerja-kerja KPK dalam pemberantasan korupsi. Diantaranya adalah, sistim yang sudah ada, pembagian tugas dan keberanian dalam melangkah.

"Motivasinya untuk menginspirasi anak muda supaya berani. Supaya jujur. Kenapa saya berani (memasang banner di gedung kpk ini) ? Nomer satu, saya percaya sama teman-teman ini. Bahwa ada sistim keselamatan dan ada back up. Saya tadi cek paku nya ke beton sudah cukup. Mereka memiliki pengalaman. Setelah itu selebihnya tergantung kita. Kita berani apa engga," kata Erry Riyana. "Kalau anak buah kita sudah kita percayai, sistim nya sudah ada, trus kalo ada resiko suda tau apa yang harus dilakukan, ya tinggal kita berani apa engga. Terkait hal itu, saya kira pemberantasan korupsi perlu keberlanjutan dan tentunya perlu keberanian. Dan yang penting, orang-orang yang memberantasanya harus jujur. Saya kira relevan lah," tambahnya.

Sementara itu, Wakil Pimpinan KPK Bambang Widjoyanto yang turut menghadiri acara pemasangan Spanduk raksasa di gedung KPK mengatakan, pemasangan Spanduk raksasa ini sangat efektif untuk mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga nilai-nilai kejujuran dalam hal apapun. Termasuk juga sebagai media yang mengingatkan KPK untuk tetap menjaga independensinya dalam mengungkap kasus-kasus korupsi.

"Ini (pemasangan spanduk raksasa) perlu dilakukan (seperti ini) karena kalau cuma (menggunakan) stiker ya ga kelihatan. Ini tentunya bisa menjadi simbol dan lambang pemberantasan korupsi. Kan kalau berani jujur itu kan harusnya ada di pemberantasan korupsi," kata Bambang Widjoyanto. "Di pemberantasan korupsi ka nada penindakkan ada pencegahan. Nah, di pencegahan itu bisa jadi instrument penting juga lho. Orang yang jujur itu tidak korup. Selain itu, instrument keberanian juga harus bisa dipake oleh KPK sebagai titik tolak untuk terus menerus menjaga independensinya," jelas Widjoyanto.

Pegiat anti korupsi Faisal Basri mengatakan, pemasangan Spanduk raksasa ini adalah untuk membangun kesadaran politik masyarakat untuk memajukan budaya anti korupsi dengan dimulai dari kejujuran.

"Yang saya bisa tangkap dari upaya teman-teman ini adalah membangun kesadaran politik masyarakat untuk menegakkan atau memajukan budaya anti korupsi dimulai dari jujur. Nah kejujuran itu harus ada di semua lini. Contohnya adalah, tidak mengambil hak orang lain," ujar Faisal Basri.

Pemasangan Spanduk raksasa ini, selain dihadiri oleh pimpinan KPK dan pegiat anti korupsi, juga dihadiri para seniman dan musisi. Cholil Mahmu, gitaris grup band Efek Rumah Kaca berharap, KPK tidak melakukan tebang pilih dalam penanganan kasus. Hal ini perlu dilakukan agar KPK tetap dicintai masyarakat Indonesia.

"Mau di audit oleh siapapun. Tapi tampaknya mereka (KPK) sudah melakukan itu. Jadi seharusnya bisa menjadi contoh buat lembaga lain. Karena kalau KPK ternyata melakukan tebang pilih, masyarakat pasti sudah memberikan punishment kepada KPK. Tapi dalam kenyataannya, KPK tetap yang paling tinggi dukungan dari masyarakat, dibanding institusi pemerintah yang lain," jelas Cholil Mahmu.

Recommended

XS
SM
MD
LG