Tautan-tautan Akses

Kelompok Anti Pelacuran Turki Imbau Lokalisasi bagi Konsumen Perempuan


Menurut kelompok anti kemiskinan Sefkat Der, jika punya tempat pelacuran bagi laki-laki, maka berdasarkan prinsip kesetaraan harus ada tempat pelacuran bagi perempuan (foto: ilustrasi).
Menurut kelompok anti kemiskinan Sefkat Der, jika punya tempat pelacuran bagi laki-laki, maka berdasarkan prinsip kesetaraan harus ada tempat pelacuran bagi perempuan (foto: ilustrasi).

Di Turki, penentang pelacuran meminta kesetaraan dengan pendirian rumah pelacuran bagi perempuan. Tindakan itu dilakukan karena frustrasi atas tuntutan mereka menutup rumah pelacuran yang belum berhasil.

Di Lapangan Taksim di pusat Istanbul, Hayrettin Bulan membacakan deklarasi untuk mengimbau pendirian rumah pelacuran untuk melayani konsumen perempuan. Seruan itu dibuat oleh kelompok anti kemiskinan Sefkat Der. Kelompok itu hendak mengakhiri rumah-rumah pelacuran resmi. Bulan mengatakan tindakan radikal mereka itu dilakukan karena frustrasi.

Hayrettin Bulan mengatakan pemerintah melindungi perbudakan seks secara sah. Katanya, jika punya tempat pelacuran bagi laki-laki, maka berdasarkan prinsip kesetaraan harus ada tempat pelacuran bagi perempuan. Ia menambahkan, kelompoknya hendak mengajukan hal ini sampai pemerintah menutup tempat-tempat pelacuran resmi.

Sefkat Der sudah tidak asing lagi dengan hal-hal yang kontroversial dan menepati kata-katanya dengan tindakan. Tahun lalu Sefkat Der menyelenggarakan latihan menembak bagi perempuan korban kekerasan domestik dan membantu mereka mengurus ijin memiliki senjata api.

Hayrettin Bulan mengatakan mereka sudah mengajukan petisi ke parlemen dan Kementrian Dalam Negeri berdasarkan prinsip kesetaraan hukum. Mereka minta dibukanya rumah-rumah pelacuran resmi bagi perempuan di mana ada pelacur laki-laki. Ia memperingatkan jika permintaan mereka ditolak mereka akan mengajukan kasus tersebut ke Pengadilan HAM Eropa.

Bulan mengatakan, kelompoknya memperkirakan Turki tidak akan membuka rumah pelacuran bagi perempuan, tetapi hukuman Pengadilan Eropa karena melanggar “kesetaraan gender” akan membuktikan sikap munafik Turki pada dunia. Ia mengatakan setiap uang ganti rugi yang diberikan pengadilan akan digunakan untuk membantu perempuan menjauhi hidup dalam dunia pelacuran.

Kampanye itu meminta pemerintah tidak hanya menutup 56 tempat pelacuran resmi yang melayani laki-laki, tetapi juga menyediakan bantuan keuangan kepada sekitar 3.000 perempuan yang bekerja di sana.

Salah seorang perempuan yang mendukung kampanye itu adalah bekas pekerja seks Ayse Turkucu. Ia mengatakan bahwa ia berhasil membangun kehidupan di luar rumah pelacuran resmi, yang dikatakannya sangat sulit.

Katanya ia bekerja di rumah pelacuran selama 20 tahun sampai ia pergi tahun 1996 karena menikah.

Berpengalaman kerja di tujuh rumah pelacuran di seluruh Turki, katanya ia tahu persis adanya penyiksaan, kekerasan dan penggunaan obat-obat terlarang serta peran negara dalam hal itu. Turkucu mengatakan perempuan dipandang tidak berharga di tempat-tempat ini, dan katanya, jika menjual perempuan semudah ini, maka buka saja tempat pelacuran untuk perempuan dengan pekerja seks laki-laki karena di Turki ada lebih dari 30 juta perempuan.
XS
SM
MD
LG