Bayi panda yang lebih kecil, salah satu bayi kembar panda raksasa yang dilahirkan oleh Mei Xiang akhir pekan lalu, mati pada Rabu siang (26/8), menurut Kebun Binatang Nasional Washington.
Bayi panda itu, yang beratnya naik turun sejak ia lahir pada hari Sabtu lalu dan membuat para penjaga kebun binatang khawatir, akhirnya mati sekitar jam 14.00 waktu setempat.
Kelahiran bayi panda kembar tersebut menarik perhatian internasional karena panda raksasa adalah salah satu hewan paling langka di dunia.
"Dengan sedih kami beritakan bayi panda yang lebih kecil telah mati," tulis @NationalZoo di Twitter.
"Panda yang lebih besar kelihatannya kuat, sehat dan berperilaku normal dan berada bersama ibunya Mei Xiang," menurut kebun binantang dalam sebuah siaran pers.
Sehari sebelum bayi panda tersebut mati, penjaga kebun binatang memperhatikan bahwa Mei Xiang, yang menjadi bintang kebun binatang di ibukota AS tersebut, lebih fokus mengurus bayinya yang lebih besar. Kedua bayi tersebut masih belum memiliki bulu dan berukuran kurang lebih sepanjang telapak tangan.
Staf kebun bintang tersebut mengatakan mereka merawat bayi panda yang lebih kecil dan mencoba untuk menukarnya dengan bayi panda yang lebih besar agar diasuh oleh Mei Xiang, setiap empat jam sekali.
Mei Xiang menjalani inseminasi buatan dengan sperma dari Hui Hui, seekor panda di China, dan dari panda di Kebun Binatang Nasional tersebut, Tian Tian.
Staf kebun binatang mengatakan mereka tidak tahu apakah inseminasi buatan tersebut berhasil atau tidak, dan ada kemungkinan bayi kembar tersebut berasal dari dua bapak yang berbeda.
Panda raksasa, yang aslinya berasal dari China, mempunyai tingkat reproduksi yang sangat renda, khususnya dalam penangkaran. Ada sekitar 300 panda raksasa berada dalam penangkaran dan sekitar 1.600 di alam bebas.
