Tautan-tautan Akses

Yoko Ono Anugerahi Lady Gaga Hadiah Perdamaian


Lady Gaga saat meluncurkan parfum terbarunya di New York City baru-baru ini. (Reuters/Andrew Kelly)
Lady Gaga saat meluncurkan parfum terbarunya di New York City baru-baru ini. (Reuters/Andrew Kelly)

Yoko Ono, lewat LennonOno Grant for Peace, menganugerahi Lady Gaga hadiah perdamaian karena aktivismenya dalam memberdayakan anak muda.

Bintang pop Lady Gaga dianugerahi hadiah perdamaian oleh Yoko Ono dalam sebuah upacara di Islandia, Selasa (9/10).

Ono, musisi dan aktivis perdamaian, mengatakan bahwa LennonOno Grant for Peace, yang didirikan atas nama almarhum suaminya, mantan anggota The Beatles John Lenno, mengatakan Lady Gaga telah menggabungkan ketenaran dengan aktivisme dan mengubah “peta mental” dunia.

"Lady Gaga ada di posisi nomor satu sebagai penyanyi dan penulis lagu,” ujar Ono pada kantor berita Reuters.

“Ketika Anda ada di nomor satu, Anda tidak mau mengambil risiko. Tapi ia melakukannya.”

Lady Gaga, penyanyi pemenang Grammy yang melesat ke jajaran bintang pop karena album pertamanya “The Fame” pada 2008, menerima piala berbentuk potongan puzzle itu di Reykjavik, sekaligus dengan hadiah uang yang menurutnya akan disumbangkan ke Yayasan AIDS Elton John.

Gaga mengatakan ia akan terus “berkomunikasi dengan penuh kasih kepada dunia dan para pemimpinnya,” seraya mempersembahkan hadiah tersebut untuk “pemberdayaan anak muda di seluruh dunia.”

“Saya tantang Anda untuk penuh kasih di jaman yang sinis ini,” tambahnya.

Bulan lalu, pada sebuah acara di New York City, Yoko Ono menganugerahi hadiah tersebut pada para anggota kelompok musik Pussy Riot asal Rusia.

NadezhdaTolokonnikova, Maria Alyokhina dan YekaterinaSamutsevich dihukum dua tahun penjara karena melakukan “doa punk” di katedral utama Moskow.
Suami Tolokonnikova menerima hadiah tersebut mewakili ketiganya.

Pemenang tahun ini termasuk aktivis perdamaian Rachel Corrie, yang tewas di Jalur Gaza pada 2003, penulis buku "Confessions of an Economic Hit Man" John Perkins dan jurnalis Christopher Hitchens. (Reuters)
XS
SM
MD
LG