Tautan-tautan Akses

Museum di Washington DC Pamerkan Kontribusi Perempuan di Bidang Kreativitas


Salah satu lukisan Lavinia Fontana dari abad ke-16 yang dipamerkan di The National Museum of Women in the Arts di Washington DC (foto: dok).
Salah satu lukisan Lavinia Fontana dari abad ke-16 yang dipamerkan di The National Museum of Women in the Arts di Washington DC (foto: dok).

The National Museum of Women in the Arts di Washington DC merupakan satu-satunya museum di dunia yang memamerkan kontribusi perempuan dalam bidang kreativitas.

The National Museum of Women in the Arts merayakan ulang tahun ke-25 dengan menggelar pameran yang bertema “Women Who Rock: Vision, Passion, Power” atau visi, semangat dan daya rocker perempuan.

Museum nasional yang berlokasi di Washington DC ini merupakan satu-satunya museum di dunia yang didedikasikan untuk memamerkan dan menghargai kontribusi perempuan dalam bidang kreativitas.

Tidak hanya memperlihatkan hasil karya seni perempuan dari masa lalu, museum itu juga menggelar hasil karya seni perempuan pada masa kini, seperti lukisan karya perempuan pelukis, Lavinia Fontana, pada abad ke-16, dan kostum pentas penyanyi Lady Gaga, Rihanna, dan Carrie Underwood.

Pameran “Women Who Rock” kali ini menampilkan rekaman video pementasan para musisi perempuan dan sekitar 250 artifak, antara lain, kostum para penyanyi, alat musik, teks lagu yang masih berupa tulisan tangan sang musisi, berbagai foto hingga sejumlah poster konser musik.

Dari pameran itu terlihat bagaimana peran penting perempuan musisi dalam dunia musik sejak tahun 1920 hingga kini, termasuk dalam mengembangkan musik rock and roll.

Diawali dengan penyanyi Ma Rainey dan Bessie Smith yang menyanyikan lagu berjenis blues pada awal dekade 1920-an, musik rock and roll terus berkembang hingga pada dekade 1950-an dibawakan oleh penyanyi Wanda Jakson, diteruskan pada dekade 1960-an oleh kelompok musik the Supremes, pada dekade 1970-an oleh Janis Joplin dan Grace Slick.

Sedangkan kini, musik populer banyak didominasi oleh penyanyi muda antara lain, Rihanna, Carrie Underwood dan Lady Gaga.

Yang menarik perhatian pengunjung dalam pameran itu adalah berbagai kostum penyanyi yang pernah dikenakan saat manggung.

Salah satunya adalah kostum yang pernah dikenakan Cher saat menyanyikan lagu “Half-Breed” pada dekade 1970-an. Kostum itu menyerupai pakaian yang dikenakan suku Indian termasuk hiasan kepala yang dipenuhi bulu-bulu. Cher memang penyanyi keturunan suku Indian Amerika.

Kostum lain yang juga menjadi pusat perhatian adalah kostum penyanyi muda, Lady Gaga, yang menjadi sensasi besar karena kostum tersebut terbuat dari daging dan dicat menyerupai daging.

Pameran “Woman Who Rock” di Washington DC ini merupakan bagian dari tur nasional yang dilakukan the Rock and Roll Hall of Fame di Cleveland, Ohio, mulai bulan September hingga Januari mendatang. Selesai berpameran di Washington DC, pameran itu akan dilanjutkan di kota-kota lain.

Yang menarik adalah, sejarah musik memperlihatkan bahwa perempuan musisi tidak selamanya mendapat sambutan hangat dalam dunia rock-and-roll, walaupun demikian, perempuan rocker tetap berusaha maju dan mampu menempatkan dirinya dalam deretan atas papan tangga lagu.
XS
SM
MD
LG