Tautan-tautan Akses

Vaksin Eksperimen untuk Ebola, Marburg, Terbukti Efektif


Seorang perempuan menerima vaksin ebola NIAID/GSK di Institut Kesehatan Nasional (NIH) di Bethesda, Maryland, Amerika (2/9/2014).
Seorang perempuan menerima vaksin ebola NIAID/GSK di Institut Kesehatan Nasional (NIH) di Bethesda, Maryland, Amerika (2/9/2014).

Dua vaksin eksperimen untuk Ebola dan satu untuk virus Marburg terbukti aman dan efektif menghasilkan kekebalan tubuh melawan virus-virus mematikan itu.

Temuan ini didapat dari ujicoba klinis pertama melawan mikroba filovirus di Afrika.

Kajian di Kampala, Uganda, itu diterbitkan dalam jurnal The Lancet.

Vaksin-vaksin itu diberikan selama dua bulan kepada 108 relawan sehat, yang secara acak mendapat vaksin Ebola, vaksin Marburg, gabungan keduanya atau hanya plasebo.

Vaksin berbasis DNA itu – yang mengandung data genetik dari virus Ebola dan virus Marburg – merangsang pembentukan antibodi dan sel-sel T yang menetralkan dan melawan virus-virus tersebut.

Respons kekebalan terlihat empat minggu setelah injeksi ketiga pada 57 persen relawan yang mendapat vaksin Ebola dan pada hampir separuh relawan yang mendapat vaksin Ebola dan vaksin Marburg.

Namun kekebalan itu tidak bertahan lama. Antibodi yang dihasilkan kembali tidak terdeteksi dalam aliran darah setelah 11 bulan.

Meskipun demikian, vaksin-vaksin itu ditolerir tubuh dengan baik dan membuka jalan untuk vaksin yang lebih ampuh yaitu NIAID/GSK yang saat ini sedang diuji coba di Amerika, Inggris, Mali dan Uganda.

Virus Ebola telah menimpa negara-negara di Afrika Barat, menjangkiti lebih dari 20.000 orang dan menewaskan lebih dari 7.500 orang hingga saat ini.

XS
SM
MD
LG