Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini hari Selasa (9/5) berusaha meyakinkan masyarakat internasional, bahwa kelompok tersebut tetap kuat, terlepas dari rencana keluarnya Inggris dan kecemasan yang disebabkan oleh pemilihan di beberapa negara anggotanya.
Dalam briefing tahunannya di Dewan Keamanan PBB, Mogherini mengatakan, kelompok tersebut menandai ulang tahun ke-60, dengan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa, namun tetap kuat.
"Memang, Inggris telah memutuskan untuk meninggalkan kami, yang sangat menyedihkan bagi kami semua, namun kehidupan terus berlanjut dan Uni Eropa juga berlanjut," katanya kepada Dewan.
"Sejak referendum Inggris tahun lalu, kami bangsa Eropa telah bertekad untuk menjadi kekuatan yang terpadu yang dibutuhkan dan layak diterima oleh bangsa dan mitra kami," tambahnya.
Ditanya oleh wartawan tentang hasil pemilu presiden di Prancis pada hari Minggu, ketika kandidat nasionalis sayap kanan dikalahkan oleh calon sentris, pro-Eropa, dia mengatakan telah ada pola serupa dalam pemilu di Eropa baru-baru ini, termasuk di Belanda dan Austria.
"Jelas bagi saya bahwa orang Eropa sekarang telah berfokus pada apa yang akan hilang dan kenyataan bahwa apa yang terdengar menarik dalam pidato pemilihan bisa menakutkan jika menjadi kenyataan," lanjut Mogherini.
"Ketika mereka menghadapi kenyataan pilihan politik, seperti yang mereka lakukan melalui pemungutan suara, mereka tahu apa yang harus dipilih," katanya. [ps/al]
